Dinkes Gresik Temukan Ratusan Kasus HIV pada 2025

Dinkes Gresik Temukan Ratusan Kasus HIV pada 2025

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Selasa, 02 Des 2025 18:45 WIB
Ilustrasi HIV
Ilustrasi HIV (Foto: iStock)
Gresik -

Kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Kabupaten Gresik masih tergolong tinggi. Sebanyak 197 kasus HIV ditemukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik sepanjang tahun 2025.

"Penemuan pasien baru HIV tahun 2025 sebanyak 197 orang. Faktor risiko yang paling banyak dari LSL (lelaki seks dengan lelaki)," kata Kabid P2P Dinkes Gresik, Dr Puspitasari Whardani, Selasa (2/12/2025).

Puspitasari menjelaskan, meski mengalami penurunan, dari jumlah tahun 2024 sebanyak 298 kasus, jumlah tersebut masih tergolong tinggi. Sebab, tak semua warga memeriksakan diri untuk mendeteksi HIV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rata-rata, pengidap HIV di Kabupaten Gresik didominasi oleh warga dengan usia produktif. Yakni di antara usia usia 25 hingga 49 tahun," jelas Puspitasari.

Untuk itu, lanjut Puspita, pihaknya terus berupaya menekan angka sebaran virus tersebut. Hal itu dijalankan melalui sosialisasi dan penambahan fasilitas kesehatan (faskes) yang menangani HIV dengan menggandeng Puskesmas di seluruh wilayah.

ADVERTISEMENT

"Saat ini semua puskesmas dan rumah sakit sudah bisa menegakkan diagnosa HIV," lanjut Puspitasari.

Puspita menambahkan, pihaknya juga aktif melakukan penemuan kasus melalui program mobile voluntary counseling and testing (VCT). Layanan HIV keliling itu dilakukan melalui sistem jemput bola dengan mobil kesehatan.

"Ini agar masyarakat memiliki antusias untuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi HIV," terangnya.

Program VCT digencarkan agar pengidap HIV dapat melakukan deteksi dini. Dengan begitu, dinkes dapat mendorong kesadaran para pengidap dan mencegah terjadinya penularan.

"Dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan PKM dan LSM. Kami juga melakukan skrining pada populasi kunci," tuturnya.

Skrining populasi kunci menyasar kalangan yang dianggap paling rentan terkena dan menularkan virus HIV. Seperti pekerja seks, warga binaan pemasyarakatan, hingga pengguna napza suntik.

Puspitasari mengatakan, meski seluruh puskesmas telah bisa mendiagnosa HIV, masih terdapat beberapa unit yang perlu penambahan faskes. Terutama terkait fasilitas layanan terapi HIV yang belum dimiliki seluruh puskesmas.

"Faskes yang dapat memberikan terapi HIV ada di 14 puskesmas. Fasilitas terapi HIV ini rencananya akan ditambah di tahun 2026," jelasnya.

Dengan strategi tersebut, pihaknya berharap penyebaran HIV di Gresik dapat terus ditekan hingga mencapai angka seminim mungkin.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads