Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Lestari dan Proklim Utama Terbanyak di Indonesia Tahun 2025. Penghargaan ini diberikan atas komitmen Pemprov Jatim menjaga kelestarian alam.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyebut ProKlim diharapkan bisa terus memperkuat peran masyarakat sebagai garda terdepan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
"Tidak mudah bagi sebuah komunitas untuk meraih predikat ProKlim, karena yang kita kehendaki bukan hanya penghargaan, tetapi aksi nyata yang benar-benar menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan masyarakat," kata Hanif, Selasa (2/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanif mengatakan, ProKlim telah berkembang dari sebuah program tingkat kampung menjadi gerakan komunitas nasional. Dan pada momentum COP30 di BelΓ©m, Brasil, dunia kembali menegaskan bahwa perubahan iklim tidak dapat diselesaikan hanya dengan negosiasi, tetapi dengan kerja konkret di tingkat tapak.
"Melalui ProKlim, Indonesia sudah melangkah ke arah itu. Saya berharap ke depan, komunitas ProKlim dapat memperoleh sertifikat pengurangan emisi yang memiliki nilai ekonomi," jelasnya.
"Inilah bentuk penghargaan yang tidak hanya simbolik, tetapi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, mulai dari pengelolaan sampah, penggunaan energi terbarukan, konservasi lahan, hingga penanaman pohon seluruh aksi ini memberikan kontribusi nyata untuk masa depan iklim Indonesia," tambahnya.
Sementara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kerja keras masyarakat Jatim yang konsisten menjaga kelestarian lingkungan.
Menurutnya, keberhasilan tidak terlepas dari sinergi dan gotong-royong antara masyarakat, pemerintah serta stakeholder dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.
"Kami sangat bangga dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jawa Timur dan seluruh jajaran yang terlibat baik dari rw dusun desa kelurahan serta komunitas dan dinas yang mendukung keberlanjutan program karena bekerja keras menjadikan wilayah yang peduli lingkungan. Penghargaan ini merupakan motivasi bagi kita semua untuk terus menjaga, meningkatkan dan merawat kualitas lingkungan hidup," kata Khofifah.
Sejauh ini, kata Khofifah, berbagai pihak menanggulangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satunya melalui program penanaman tanaman sebagai sumber cadangan carbon.
Cara ini penting untuk mengurangi emisi, menghasilkan oksigen lebih banyak, dan menekan dampak perubahan iklim dan mitigasi bencana seperti banjir, longsor dan kekeringan, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1679 tahun 2024 tentang Rekonseptualisasi Program Komunitas Untuk Iklim.
"Setiap individu dapat berkontribusi dalam mitigasi dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik, tidak membuang sampah sembarangan, membatasi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan sarana transportasi umum, hemat listrik dan air, serta menanam pepohonan," jelasnya.
Adapun ProKlim Lestari, penghargaan tertinggi di ajang ProKlim, telah diterima Jatim sejak 2020. Khofifah juga mendapatkan penghargaan sebagai Pembina ProKlim tingkat nasional sejak 2018 karena dinilai aktif mendukung dan mengembangkan program tersebut.
"Penghargaan ini bukan tujuan utama, karena menahan laju perubahan iklim harus dilakukan semua individu, tidak cukup hanya pemerintah. Saya mengajak semua elemen khususnya relawan pecinta lingkungan untuk terus aktif," pungkasnya.
Sebagai informasi, Jatim memperoleh 96 Sertifikat ProKlim Utama dan 65 ProKlim Madya. Di bawah Jatim, Jawa Tengah berada di posisi kedua dengan 6 penerima ProKlim Lestari pada 2025, disusul Kalimantan Selatan dengan 4 penerima. Sementara untuk tropi ProKlim Utama, Jatim meraih 13 penerima, Jawa Tengah 9, dan Jawa Barat 6.
Berdasarkan laporan Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH, total Tropi ProKlim Lestari nasional mencapai 26 lokasi, dan Jatim menyumbang 8 di antaranya (30,7%). Sementara Tropi ProKlim Utama total 50 lokasi, dengan Jatim meraih 13 (26%). Untuk Sertifikat Utama, dari 246 lokasi, Jatim memperoleh 96 atau 39%.
(auh/hil)











































