Hari AIDS Sedunia kembali mengingatkan bahwa perjuangan melawan HIV belum usai. Di balik angka dan laporan kasus, ada kelompok yang paling sering terabaikan, yaitu perempuan dan anak.
Mereka yang seharusnya dilindungi justru kerap menjadi pihak paling rentan terpapar bukan hanya risiko medis, tetapi juga diskriminasi, kekerasan, serta keterbatasan akses terhadap layanan yang aman dan ramah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwira Psikologi TNI AL Ridyawanti dalam diskusi panel yang digelar PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jatim menegaskan pentingnya pendekatan personal bagi penyintas kekerasan dan kelompok rentan. Menurutnya, setiap orang berhak dicintai, merasa aman, dan berharga.
"Ada penanganan yang harus dilakukan lebih dalam, pendekatan secara individual supaya teman-teman punya ruang cerita kepada sesama penyintas," ujarnya.
Koordinator Program Remaja PKBI Jatim Nafila Ikrima mengatakan, sejak 1980, PKBI telah mendampingi remaja melalui Komunitas Sebaya yang berfokus pada pencegahan, penanganan, dan pendampingan jangka panjang.
Rima, sapaan akrabnya, bersama PKBI memperjuangkan pemenuhan hak perempuan dan anak yang sempat hilang, termasuk hak pendidikan, rekreasi, rasa aman, dan keterlibatan dalam ruang publik tanpa diskriminasi.
Sepanjang 2024, PKBI Jatim mencatat telah memberikan edukasi kepada lebih dari 5.000 orang. Dalam layanan kesehatan, mereka menyediakan tes HIV, rujukan ARV bagi kasus reaktif, layanan gizi, kesehatan seksual-reproduksi, serta kesehatan mental.
"Setiap anak yang terpenuhi haknya adalah calon orang dewasa yang mampu memenuhi hak anak," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hanif Kurniawati dari Aliansi Surabaya Peduli AIDS (ASPA) yang bermitra dengan Dinas Kesehatan, turut mengingatkan isu HIV tidak dapat dilepaskan dari isu lain.
Ia menjelaskan, ASPA merupakan gabungan berbagai LSM dan komunitas yang menangani isu beragam mulai HIV/AIDS, kekerasan perempuan dan anak, tuberkulosis, narkotika, hingga pendampingan pekerja seks dan rehabilitasi.
"Tinggalkan stigma lama. Intinya kita sama-sama merangkul. Jangan sampai ada yang tertinggal di belakang," ujarnya.
PKBI Jatim juga telah menyediakan layanan berkala seperti pemasangan implan, tubektomi, pap smear, tes HIV, dan berbagai layanan kesehatan reproduksi. Untuk layanan pemeriksaan HIV dan sifilis melalui rapid test. Layanan ini menjadi salah satu yang paling diminati.
Pemeriksaan dilakukan dengan pendaftaran, pengecekan riwayat kesehatan, dan pengambilan sampel darah. Peserta yang menunjukkan hasil reaktif langsung diarahkan ke puskesmas untuk penanganan lanjutan.
Sebagai informasi, peringatan HAS dan HAKTP 2025 digelar di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (30/11/2025) pukul 06.00-12.00 WIB. Kegiatan itu diikuti banyak narasumber dari TNI AL, ASPA, dan lainnya.
Rangkaian agenda meliputi senam aerobik, kemudian layanan kesehatan gratis seperti tes HIV, layanan KB, skrining kesehatan reproduksi, konsultasi keluarga, konsultasi kedinasan TNI, konsultasi minat bakat dan karier.
Ada juga kegiatan art therapy sebagai ruang pemulihan psikologis. PKBI Jatim juga memfasilitasi mobile health yang menyediakan pemeriksaan gizi dan konsultasi kesehatan dasar bagi pengunjung.
(irb/hil)











































