Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri menyatakan siap menjadi tuan rumah pertemuan para ulama untuk membahas polemik di internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tujuannya demi merajut kembali ukhuwah Nahdliyyah.
Kesiapan itu disampaikan Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Athoillah Anwar melalui Gus Muid. Ia tegaskan bahwa rencana pertemuan ini telah mendapat restu para masyayikh Lirboyo, termasuk KH Anwar Manshur dan KH Kafabihi Mahrus.
"Inisiatif pertemuan ini sudah sepengetahuan para masyayikh dan mendapat restu dari beliau-beliau," kata Gus Muid menyampaikan pesan KH Athoillah Anwar. Senin (24/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Lirboyo bersedia menjadi tempat pelaksanaan forum dengan syarat pertemuan dihadiri kedua pihak yang berkepentingan. Selain itu, para kiai sepuh juga akan diundang untuk menjaga suasana dialog tetap teduh dan berorientasi pada kemaslahatan NU.
"Sedoyo prihatin dengan kondisi NU sak meniko," ujarnya menggambarkan kegelisahan para kiai atas situasi internal yang berkembang akhir-akhir ini.
Pertemuan itu diharapkan bisa menjadi momentum memperkuat tali persaudaraan, memulihkan keteduhan, serta meneguhkan kembali komitmen bersama dalam menjaga marwah Nahdlatul Ulama.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan para kiai sepuh akan menggelar pertemuan di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur untuk membahas polemik di internal PBNU.
"Nah karena di NU ini masih ada otoritas-otoritas moral yang lebih kuat, yaitu para kiai sepuh, seperti Kiai Nurul Huda Djazuli dari pelosok, Kiai Anwar Manshur dari Lirboyo, Abuya Muhtadi Dimyati dari Banten dan lain sebagainya," kata Gus Yahya di gedung PBNU, Jakarta, Minggu (23/11).
"Maka para kiai tadi bersepakat untuk menggelar segera dalam waktu dekat ini pertemuan yang menghadirkan para sesepuh ulama Nahdlatul Ulama itu yang akan dituanrumahi oleh Pondok Pesantren Lirboyo,"
Gus Yahya mengatakan masih belum disepakati kapan persisnya pertemuan itu akan digelar. Dia sebutkan pihaknya masih menunggu bagaimana komunikasi di antara para kiai sepuh terkait dengan waktu pertemuan yang tepat. Dia hanya memastikan tempatnya sudah disepakati di Ponpes Lirboyo.
Untuk diketahui, terkait dengan polemik yang mencuat sejak hasil Rapat Harian Syuriah PBNU, terjadi pertemuan silaturahmi antara alim ulama yang menyepakati bahwa Yahya Cholil Staquf tidak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU.
"Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang Muktamar-nya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu. Semua gembleng 100 persen ini," kata Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori di Gedung PBNU, Minggu (23/11).
Wacana pemakzulan Gus Yahya mencuat setelah Rais Aam dan Wakil Rais Aam PBNU meminta Gus Yahya mengundurkan diri dari jabatan Ketum PBNU. Hal itu ramai jadi pembicaraan publik setelah risalah Rapat Harian Syuriah PBNU ramai beredar.
Rapat Harian Syuriah tersebut digelar pada Kamis (20/11) di Hotel Aston City Jakarta yang diikuti 37 dari 53 orang pengurus harian syuriah PBNU. Risalah rapat ini ditandatangani oleh pimpinan rapat sekaligus Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
(dpe/abq)











































