Abu Erupsi Semeru Bisa Serang Paru-paru dan Picu Gangguan Akut

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 24 Nov 2025 15:00 WIB
Banjir lahar Gunung Semeru yang terjadi di sungai Besuk Kobokan, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang. (Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
Surabaya -

Debu vulkanik awan panas guguran Gunung Semeru pada Rabu (19/11) meluncur hingga radius 14 kilometer dan menerjang Jembatan Gladak Perak di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Abu vulkanik sendiri bisa membahayakan paru-paru dan lainnya jika terlalu banyak terhirup.

Dokter spesialis paru RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid Sp P(K) FAPSR FCCP FISR menjelaskan di dalam abu vulkanik, terdapat partikel kecil yang bisa terhirup sengaja atau tidak sengaja. Tak hanya partikel, tetapi juga ada hawa panas yang bisa terhirup dan terdampak pada saluran napas. Kondisi ini dapat menyebabkan saluran napas menjadi bengkak.

"Bisa ada penyempitan saluran napas dan mengalami keluhan pernapasan. Bisa batuk, sesak, iritasi, nyeri bisa dialami, baik saluran napas atas maupun sampai bawah. Kalau terhirup dan partikelnya halus sekali itu bisa terhirup debu bisa masuk ke paru-paru dan ada gangguan pernapasan dalam kondisi akut sesaat. Itu yang jangka dekat," kata dr Alfian, Senin (24/11/2025).

Pada jangka panjangnya, bila semakin banyak sering terpapar atau menghirup abu vulkanik, bisa terjadi saluran pernapasan kronis. Bila saluran pernapasan masih akut, maka harus segera ditangani agar tidak berdampak fatal dan tidak menjadi gangguan pernapasan akut.

Gejala awal yang biasanya dialami, yaitu batuk kering karena iritasi karena partikel atau gas panas ke mukosa saluran napas. Iritasi merangsang batuk, gatel, kering dan batuk.

Tubuh sendiri melindungi diri agar partikel tidak masuk terlalu dalam dengan diproduksi oleh dahak. Jika dahaknya banyak, maka batuk yang mengandung partikel atau kotor bercampur dengan partikel dari erupsi bisa dikeluarkan melalui dahak.

Dr Alfian mengatakan, ketika ada erupsi dan panik, warga bisa diedukasi memakai masker kain, kaos, tisu atau sapu tangan untuk melindungi hidung dan mulut. Karena abu vulkanik tidak hanya berdampak pada kesehatan paru saja, tetapi organ tubuh lainnya.

"Untuk mata juga berbahaya, bisa buat iritasi mata. Perlu menggunakan goggles kaca mata. Kalau hidung dan mulut bisa tertelan liur masuk ke pencernaan. Kondisi akut yang dialami mereka napas, mata, pencernaan, kulit, gangguan kecemasan, gangguan tidur. Fokus utama saluran napas dan mata. Mau tidak mau orang bernapas dengan kondisi udara apa pun di depannya," jelasnya.

Ia menyarankan, agar masyarakat dievakuasi ke tempat yang aman dari abu vulkanik. Karena bisa berdampak pada penyakit kronis.

"Misalkan sistem air irigasi kurang bagus bisa berdampak diare, termasuk gatal di kulit bisa terjadi kepada pengungsi. Kalau tidak diperhatikan dengan baik bisa berdampak pada penyakit lain," pungkasnya.



Simak Video "Video Nyaris Gelap! Sore Bak Malam di Jalur Lumajang-Malang gegara Abu Semeru"

(auh/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork