Kondisi sebuah komplek pemakaman orang Belanda yang berada di Dusun Sendung, Desa Tembalang, Kecamatan Wlingi, Blitar sangat memprihatinkan. Makam Belanda alias Bong Londo itu tak lagi terawat, dan berada di antara sawah yang ditanami padi.
detikJatim mendatangi komplek pemakaman Belanda yang berada di pinggir jalan tersebut. Bangunan makam terlihat jelas dari kejahuan, tampak bongkahan atau sisa bangunan yang masih berdiri kokoh namun tertutup tanaman liar.
Pada komplek makam itu tak ada pagar yang melindungi, bahkan gerbang dan pintu masuk jua tidak ada. Hanya jalan setapak kecil yang dapat digunakan untuk masuk di area komplek pemakaman tersebut. Sementara di sisi utara, terdapat komplek pemakaman umum yang berjarak sekitar 100 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada beberapa makam Belanda yang masih tersisa. Bangunan makam itu tak semuanya dalam keadaan utuh. Ada yang hanya tersisa jirat atau nisan saja, ada yang dilengkapi dengan bangunan dari atap dan pilar penyangga.
Ada pula yang hanya tersisa nisan namun masih ada tulisan identitasnya dan sebagainya. Namun, makam yang di pinggir jalan justru hanya menyisakan sisa bangunan makam yang terbuat dari tumpukan bata saja. Bangunan makam Belanda itu tampak masih berdiri kokoh meski tak lagi terawat.
Salah seorang warga sekitar, Suparni (71) mengaku pernah melihat langsung makam Belanda yang masih dalam kondisi bagus saat masih berusia anak - anak. Kala itu, komplek pemakaman Belanda itu masih lengkap dengan pagar yang mengelilingi. Bangunan makam juga masih lengkap.
"Di sini kami menyebutnya sebagai Bong Londo, ya artinya makam orang Belanda. Saya kan lahir tahun 1954, jadi agak ingat tapi waktu itu ya ada Belanda ke situ. Mungkin hanya keluarganya yang ke situ untuk nyekar (ziarah)," katanya saat ditemui detikJatim di rumahnya, Minggu (23/11/2025).
Kondisi pemakaman Belanda di Kabupaten Blitar. (Foto: Fima Purwanti/detikJatim) |
Suparni menyebut saat itu kondisi Bong Londo masih terawat. Termasuk bangunan makam yang berdiri kokoh, lengkap dengan nisan yang bertuliskan nama hingga tanggal wafat orang Belanda tersebut. Selain itu marmer dan plakat hiasan pada makam juga masih rapi dan terawat.
"Dulu masih terawat, pas saya masih kecil. Sekitar tahun 60-an masih terawat, tulisannya masih baik. Terpagar rapi, mengelilingi makam itu," terangnya.
Menurutnya, kala itu keluarga dari Belanda juga melakukan ziarah di makam tersebut. Warga sekitar turut ramai menyambut kedatangan orang Belanda itu. Adapun orang Belanda yang dimakamkan di situ merupakan para pekerja di Perkebunan Sengon, Blitar.
"Masih ada keluarga dari Belanda yang ke sini, mungkin setahun 2 kali datang. Ya sekeluarga gitu, ada yang bawa mobil mungkin dari Jakarta. Dulu selalu rame kalau ada orang Belanda datang pasti 'woh ada bule datang', kadang ada ngasih uang ke kami pas kecil," katanya.
Suparni mengakui kondisi Bong Londo saat ini memang jauh dari kata layak, bahkan hancur. Kondisi itu semakin parah setelah adanya bagian makam yang hilang. Seperti lantai marmer, plakat nisan dan bagian makam lainnya yang diduga diambil orang tak dikenal.
Kondisi pemakaman Belanda di Kabupaten Blitar. (Foto: Fima Purwanti/detikJatim) |
"Kalau sekarang jauh beda kondisinya. Sekarang sudah tidak terusur, sudah banyak yang hilang. Sekitar tahun 70-an mulai diambil orang-orang. Yang diambil itu nisan, tulisan-tulisan plakat, dan lantai yang dari marmer asli. Kalau sekarang sudah hancur," jelasnya.
Kini, makam Belanda itu telah tertutup dengan tanaman liar. Ada juga bangunan makam yang berada di tengah-tengah tanaman padi. Sebab, Pemdes melakukan pemanfaatan lahan pemakaman tak terawat itu menjadi sawah.
"Iya kalau sekarang sudah ditanami, sudah diambil Desa karena sudah tidak terawat. Tapi sudah lama sekali (menjadi sawah). Ya sebenarnya eman (disayangkan), tapi ya gimana," tandasnya.
(dpe/abq)













































