Acara RedTalks: Suara Muda untuk Jatim Keren yang digelar PDIP Jatim semarak dengan berbagai ide dan rekomendasi dari sejumlah narasumber. Termasuk di antaranya dari tokoh budayawan Sujiwo Tejo.
Dalam acara yang digelar di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmad, Surabaya, Sabtu (22/11) itu Sujiwo Tejo memberikan sejumlah rekomendasi terutama berkaitan dengan pendidikan dan teladan.
"Bisa nggak PDIP bikin kursus gratisan: membangun pikiran-pikiran orang? Sanggar-sanggar, kayak banjar di Bali. Karena anak harus dibentuk pikirannya berdasarkan bakat dia mau ke mana. Dari situ dia mencari informasi," ujar Tejo dalam acara tersebut.
Dia menganalogikan seperti orang yang ingin membangun rumah, dia melihat apapun di hadapannya dengan selektif. Melihat kayu dia akan berpikir itu bisa dimanfaatkan untuk rumah yang akan dia bangun. Jadi dia segera mengubah data yang ada di hadapannya menjadi informasi yang dia butuhkan.
"Karena kita ini ditipu. Apa yang ada di media sosial itu adalah data, informasi itu ketika kita bisa memproses data itu sesuai dengan apa yang kita dibutuhkan. Anak sekarang itu tidak bisa seperti itu," ujarnya.
"Nah Pendidikan, gimana yang Trisakti tadi: kedaulatan politik, berdikari ekonomi, berbahagia lewat budaya, bisa nggak itu disampaikan lewat sanggar-sanggar?" ujarnya.
Tejo pun menceritakan pengalamannya ke Korea, dia sempat mengunjungi sebuah gedung di dekat gedung kepresidenan di mana di lantai 4 gedung itu ada sebuah kafe yang menyediakan kopi gratis. Di sana juga tersedia studio musik, studio film dan anak mudah boleh pakai itu semua.
"Boleh pakai itu semua asal daftar dan gratis. Bisa nggak PDI lakukan itu di kantor-kantor PDIP?"
Dia juga menyampaikan rekomendasi, bagaimana setiap kader PDIP, orang per orang, dapat memberikan contoh atau keteladanan tentang budaya-budaya yang baik.
"Bisa nggak misalnya anggota atau kader PDIP itu mencontohkan makan itu nggak 3 kali sehari. Karena sejak ada yang mengenalkan makan 3 kali itu banyak rumah sakit yang tumbuh. Jare sopo kudu 3 kali sehari? Mangan iku lek luwe," ujarnya.
Selain Sujiwo Tejo, rekomendasi juga datang dari Stand Up Comedian lokal asal Jatim, Yudhit Ciphardian. Dia sempat mengutip data dari hasil riset bahwa politisi di Indonesia itu perlu menerapkan 3 hal. Yakni turun ke masyarakat, menepati janji, dan berintegritas atau tidak korupsi.
"Tiga itu yang sekarang ini potretnya kayak feel semua gitu ya. Itu yang memicu kerusuhan Agustus lalu karena semua seperti berjarak. Ketika Ahmad Sahroni kayak gitu, orang-orang kayak gitu, Gen Z milenial kayak ditantang, tidak dihargai," ujarnya.
Kemudian soal integritas, Yudhit juga menyoroti bahwa milenial dan Gen Z meragukan profil para politisi karena tindakan-tindakan koruptif seperti. Dia menyebutkan, untung saja teman-temannya yang merupakan politisi PDIP punya integritas dan masih bisa dipercaya.
"Kalau harus memberi rekomendasi pada PDIP, saya kira mungkin perlu lebih banyak bertemu dengan Gen Z dan Milenial. Karena mereka yang menentukan arah kehidupan berbangsa kita. Acara seperti ini mestinya harus sering di kampus, di komunitas, dan di tempat-tempat yang egaliter," ujarnya.
Dia juga merekomendasi program yang perlu dijalankan PDIP, terutama di bidang ekonomi kreatif. Ini karena lingkungan orang-orang di sekitarnya memang ruang lingkupnya ekonomi kreatif yang mengandalkan teknologi digital dan AI.
"PDIP yang banyak yang sepuh-sepuh ini kayaknya harus update, harus ngerti, jangan sampai nyalakan komputer aja nggak bisa. Itu kan kebacut ya. Ekonomi kreatif ini yang didekati, difasilitasi, dimudahkan aksesnya," ujarnya.
Sebelumnya, mengenai acara RedTalks ini, Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah sudah menyampaikan bahwa acara itu digelar untuk membuka kritik dan otokritik bagi PDIP. Termasuk untuk mendengar suara anak muda berkaitan dengan PDIP Jatim.
"Kami perlu mendengar suara anak anak muda. Pandangan mereka tentang PDI Perjuangan, termasuk berbagai kebijakan publik yang berimplikasi pada kehidupan mereka sehari hari," kata Said melalui keterangan persnya, Minggu (23/11/2025).
Dalam acara ini, berbagai perwakilan organisasi dan komunitas anak muda provinsi Jawa Timur dan khususnya Surabaya dilibatkan. Berbagai tokoh yang hadir seperti Budayawan Sujiwo Tejo, Presiden BEM Fisip Unair Irfan Yasin, petani milenial Ahmad Lafilian, dan pegiat media sosial Natasha Keniraras.
Tak ketinggalan, sejumlah akademisi ternama dari Surabaya, seperti Airlangga Pribadi hingga Yohan Wahyu hadir dalam acara.
Simak Video "Haul Ke-55 Bung Karno, Said Abdullah: Doa, dan Cita-cita Untuk Bangsa"
(dpe/abq)