Banjir Lahar Semeru Sebabkan Letusan Sekunder, Begini Imbauan BPBD

Banjir Lahar Semeru Sebabkan Letusan Sekunder, Begini Imbauan BPBD

Nur Hadi Wicaksono - detikJatim
Sabtu, 22 Nov 2025 12:22 WIB
Aliran banjir lahar Semeru yang menyebabkan terjadinya letusan sekunder ditandai asap putih.
Aliran banjir lahar Semeru yang menyebabkan terjadinya letusan sekunder ditandai asap putih. (Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Hujan yang terjadi di kawasan gunung Semeru mengakibatkan banjir lahar terjadi di sungai Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Akibatnya, terjadi letusan sekunder dari aliran lahar tersebut.

Letusan sekunder ditandai dengan asap putih keabu-abuan yang menyerupai awan panas Semeru. Asap ini muncul karena material vulkanik sisa erupsi Semeru yang menumpuk di aliran sungai dan masih panas terkena aliran air hujan.

Fenomena letusan sekunder dari material vulkanik sisa erupsi Semeru yang masih terjadi itu tidak kalah membahayakan warga di sekitar. Karena itu BPBD Lumajang kembali mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas sejauh 500 meter di kanan kiri sempadan sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Imbauannya kepada warga tidak melakukan aktivitas di kanan kiri sepadan sungai," kata Manajer Pusdalops BPBD Lumajang Dwi Nur Cahyo kepada detikJatim, Sabtu (22/11/2025).

Sebelumnya, Kepala Tim Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Heruningtyas mengatakan sekitar pukul 10.50 WIB banjir lahar sudah terlihat di Kali Lanang yang berada di area Semeru.

ADVERTISEMENT

Banjir lahar ini menurutnya terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi-sedang di sekitar kawasan Semeru. Aliran banjir lahar itu menurutnya sudah sampai di Gladak Perak sekitar pukul 10.56 WIB.

"Sudah sampai Gladak Perak laharnya," ujar Heruningtyas dalam keterangan tertulis melalui grup WhatsApp Badan Geologi, Sabtu (22/11/2025).

Dia menyebutkan sekitar pukul 10.00 WIB berdasarkan visual yang diterima dari laporan pengamatan gunung api, kawasan sekitar Semeru hujan.

"Visual saat ini Gunung Semeru tertutup dan di sekitar Semeru hujan. Mohon yang beraktivitas di daerah aliran sungai dan sekitarnya untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan pada banjir lahar dan awan panas yang sewaktu-waktu bisa terjadi," kata Heruningtyas.

Dia juga mendasarkan imbauan ini pada laporan pemantauan Semeru di mana getaran gelombang seismograf menunjukkan amplitudo maksimal atau Amax mencapai 35 mm, angka yang patut diwaspadai.

Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Semeru masih pada Level IV atau Awas. Sejumlah rekomendasi bagi warga dan wisatawan telah dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM.

Masyarakat maupun wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi). Selain itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas di jarak 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads