Pos Pengamatan Gunung Semeru memutakhirkan hasil pemantauan pada 22 November 2025. Dari pengamatan maupun dari seismograf Gunung Semeru diketahui mengalami 35 kali letusan selama 6 jam.
Kolom letusan teramati setinggi 300-500 meter dengan warna putih kelabu mengarah ke tenggara.
Selain letusan, Gunung Semeru juga terpantau mengalami delapan kali guguran dan delapan kali hembusan. Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada pada Level 4 atau Awas.
"Berdasarkan pengawasan termasuk melalui seismograf, Gunung Semeru mengalami 35 kali letusan dalam enam jam terakhir. Status masih Level 4 atau Awas," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Wahyu Wijayanto, dalam laporan tertulis yang diterima detikJatim, Sabtu (22/11/2025).
Petugas mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 20 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Masyarakat juga diminta tetap mewaspadai potensi awan panas guguran serta aliran lahar di daerah yang berhulu dari Gunung Semeru.
"Kami mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas sejauh 20 kilometer dari puncak, serta mewaspadai potensi awan panas serta banjir lahar," pungkas Wahyu.
Seperti diketahui sebelumnya, status Gunung Semeru resmi dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) pada Rabu (19/11/2025). Kenaikan status ini ditetapkan menyusul intensitas erupsi dan awan panas guguran yang terus meningkat sejak siang hari.
Berdasarkan data terakhir BPBD Lumajang, tercatat masih ada 645 orang mengungsi di 3 titik posko pengungsian Gunung Semeru. Mereka mulai mengeluhkan sakit.
Ratusan warga Lumajang itu masih bertahan di 3 titik pengungsian, yakni di SDN Supit Urang 04, SMPN 2 Pronojiwo, dan Kantor Desa Oro Oro Ombo.
Simak Video "Video: Melihat Dampak Erupsi Gunung Semeru yang Kian Meluas"
(ihc/ihc)