Puluhan rumah dilaporkan rusak berat dan porak-poranda setelah disapu awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Kerusakan itu terjadi di dua dusun di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, tepatnya di Dusun Sumbersari dan Dusun Kamar A yang berada di jalur rawan APG dan banjir lahar Semeru.
Suradi (54), warga Dusun Kamar A menceritakan saat rumahnya kembali dihantam awan panas Semeru. Ini menjadi kali kedua tempat tinggalnya tersapu wedus gembel.
Tak hanya rumah, hewan ternaknya juga hilang disapu awan panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 3 Warga Jadi Korban Erupsi Gunung Semeru |
"Ada dua desa, Desa Sumbersari dan Kamar A, Desa Supit Urang, ada kurang lebih 50 rumah, dan bangunan sekolah dan tempat ibadah. Ada juga puluhan ternak milik warga hilang tersapu erupsi Gunung Semeru," kata Suradi kepada detikJatim, Kamis (20/11/2025).
Bahkan, sebelum awan panas meluncur, warga lebih dulu mendengar sirine keras berbunyi yang menandai peringatan bahaya. Sontak warga berlarian menuju lokasi aman.
"Sebelum awan panas meluncur dan melintas di desa, sirine peringatan meraung-raung dan warga langsung keluar berlari menyelamatkan diri ke tempat aman," ujar Suradi.
Senada dengan Suradi, Muhlisin Hamdani (31) warga Desa Kamar A, Lumajang menceritakan, guguran erupsi Gunung Semeru juga membuat puluhan hingga ratusan rumah di Desa Kamar A rata dengan tanah. Saat ini banyak warga yang kembali mendatangi rumahnya untuk melihat kondisi rumah mereka.
"Saat ini dilakukan pendataan. Belum tahu pasti berapa rumah yang rata dengan tanah atau rusak. Sekitar puluhan sampai ratusan," katanya, Kamis (20/11/2025).
Beruntung, lanjut Muhlisin, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab, warga mengungsi dua jam sebelum guguran Semeru tiba di Desa Kamar A.
"Warga mendapat peringatan 2 jam sebelumnya. Begitu mendengar sirine, warga langsung mengungsi," Lanjut Muhlisin.
Muhlisin menuturkan, saat ini warga masih banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah atau masyarakat. Terutama, makanan, pakaian, obat-obatan dan masker.
Saat ini, BPBD Kabupaten Lumajang bersama stakeholder lain masih melakukan asesmen terkait kerusakan dan kerugian akibat erupsi Semeru 2025.
Sementara itu, wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro masih diguyur hujan abu. Jalan Raya Piket Nol, penghubung Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, ditutup total karena dinilai berisiko tinggi dan berbahaya.
(auh/hil)











































