.webp)
Guru-guru di sebuah sekolah menengah di Surabaya melakukan langkah proaktif untuk memastikan tak ada siswa yang tertinggal dalam proses belajar. Mereka melakukan home visit untuk menjemput siswa yang telah tiga hari berturut-turut absen tanpa keterangan.
Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian sekaligus komitmen bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan pendampingan yang tepat. Salah satu siswa yang menjadi perhatian adalah A, pelajar kelas 8 yang kini tinggal bersama sang paman setelah kedua orang tuanya bercerai.
Kondisi keluarga yang berubah membuat A beberapa kali absen, sehingga para guru memilih turun langsung ke rumah. Kunjungan mereka bukan hanya sekali-melainkan sudah enam kali dilakukan untuk menguatkan, memotivasi, dan memberi pemahaman kepada keluarga agar A kembali bersemangat bersekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin memastikan A tidak kehilangan arah dan tetap mengejar cita-citanya. Kami datang bukan untuk menyalahkan, tapi untuk mendukung," ujar salah satu guru, seperti dilihat detikJatim dari akun Instagram Info_Surabaya, Kamis (20/11/2025).
Dari penelusuran para pendidik, teman-teman sebaya A di sekolah justru sangat mendukung. Tidak ada indikasi bullying, dan lingkungan sekolah disebut kondusif serta siap memberikan ruang bagi A untuk bangkit.
Upaya home visit ini menegaskan bahwa peran sekolah bukan sekadar mengajar di ruang kelas. Lebih dari itu, sekolah hadir menyelamatkan masa depan siswa, memastikan setiap anak tetap berada di jalur pendidikan, dan mengulurkan tangan saat mereka membutuhkan bantuan.
(hil/irb)
