Peringatan Hari Anak Sedunia yang jatuh tiap 20 November menjadi momentum refleksi bagi perlindungan anak di Indonesia. Ada berbagai permasalahan anak yang saat ini menjadi sorotan dan penting untuk segera ditangani.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bahri menyampaikan sejumlah persoalan serius yang belakangan mencuat, mulai dari paparan terorisme hingga kasus perundungan yang kian meningkat.
"Pertama, kami dari Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya mengucapkan selamat Hari Anak Sedunia. Dan hari ini 'kadonya' luar biasa, muncul rangkaian kasus, termasuk temuan Densus 88 soal 110 anak yang terpapar terorisme," ujar Syaiful, Kamis (20/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut bahwa dari sebaran data anak yang terpapar terorisme, beberapa diantaranya juga ada di Provinsi Jawa Timur. Hal ini pun menjadi peringatan khusus. Menurutnya, fenomena ini juga menuntut peran orang tua yang jauh lebih kuat, terutama di tengah derasnya dinamika dunia digital.
"Peran orang tua sangat-sangat vital. Kami siap bersinergi dengan pemerintah untuk menciptakan generasi emas 2045. Dari level atas sampai terbawah, ayo dampingi anak-anak agar tetap gembira, anak hebat berarti Indonesia maju," tuturnya.
Saat ini, pihaknya masih menunggu data detail dari Komnas PA pusat yang terhubung dengan BNPT mengenai anak-anak yang diduga terpapar terorisme. Meski begitu, langkah-langkah awal sudah disiapkan, mulai dari sosialisasi perlindungan anak hingga edukasi bahaya dampak game online dan media sosial.
"Yang sekarang terutama adalah jangan abai pada dampak game online dan media sosial pada anak. Ini catatan penting," tegasnya.
Untuk anak-anak yang diduga terpapar radikalisme, Komnas PA Surabaya menyiapkan pendampingan psikologis. Sementara bagi mereka yang berhadapan dengan persoalan hukum, advokasi juga akan dilakukan sesuai kebutuhan.
Tak hanya soal terorisme, Syaiful mengungkapkan bahwa bullying masih menjadi persoalan nomor satu yang harus jadi perhatian bersama. Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di lingkungan sekolah diminta lebih aktif dalam mendampingi anak-anak, terutama jika terdapat indikasi anak menjadi korban perundungan.
"Dari bullying ini banyak akibatnya. Pelariannya ke media sosial yang tidak terpantau. Kami minta TPPK di setiap sekolah bergerak aktif. Jangan sepelekan kalau ada anak jadi korban bullying," tegasnya.
Komnas PA Surabaya juga menyoroti temuan kasus lain yang tak kalah mengkhawatirkan, mulai dari anak terlibat penyalahgunaan narkotika sampai praktik prostitusi.
"Kemarin BNN tes, ada 15 anak SMP positif narkoba. Lalu ada dua anak di bawah umur yang terlibat prostitusi dalam penggerebekan kepolisian di kawasan Dolly. Ini jadi keprihatinan kita bersama," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama demi melindungi anak-anak Indonesia dan mewujudkan masa depan mereka.
"Untuk semua pihak, ayo bergerak bersama kalau ingin Indonesia kuat, Indonesia hebat dimulai dari anak-anak hebat dan terlindungi," pungkasnya.
(irb/hil)











































