.webp)
Tri Retno Jumilah (60) tewas di kamar tidur rumahnya, Dusun Mancilan RT 3 RW 2, Desa Mancilan, Mojoagung, Jombang. Keluarga korban pun meminta jenazah diautopsi karena diduga meninggal tak wajar.
Ketua RT 3 Desa Mancilan, Anasrulloh menjelaskan, Retno terakhir kali dijenguk putranya berinisial EK pada Senin (10/11). Ketika itu, EK hendak mengirim buah untuk ibunya. Namun, rumah Retno terkunci. Sehingga ia menggantung buah di gagang pintu depan.
Sampai menjelang sore tadi, buah tersebut masih di gagang pintu depan rumah Retno. Kondisi tersebut membuat tetangga dekat korban curiga. Terlebih Aans juga tak melihat korban keluar rumah sama sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetangganya inu melihat dari jendela, banyak lalat di dalam rumah korban. Akhirnya dia ke rumahnya anaknya korban di Dusun Pandean, Desa Miagan (Kecamatan Mojoagung)," ujar Anas kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
EK pun bergegas ke rumah ibunya setelah menerima kabar dari Anas. Awalnya, ia memanjat atap rumah, lalu membuka genting untuk melihat kondisi di dalamnya. Saat itulah ia melihat banyak lalat di dalam rumah disertai aroma tak sedap.
Selanjutnya sekitar pukul 14.00 WIB, EK mendobrak pintu belakang rumah Retno. Benar saja, ia menemukan ibunya sudah tak bernyawa di dalam kamar belakang. Korban terlentang di atas kasur lantai. Kepalanya tertutup bantal, sedangkan tubuhnya tertutup selimut.
"Kondisinya sudah membusuk, menghitam, banyak belatung. Barang bukti yang dibawa polisi bantal dan selimut. Karena saat ditemukan di atas kasur, di atas mukanya ada bantal dan ditutup selimut," ungkap Anas.
Sehari-hari, kata Anas, Retno tinggal bersama suami sirinya. Menurut tetangga sekitar, korban sering bertengkar dengan suami sirinya tersebut.
"Waktu ditemukan ini tadi tidak ada suaminya. Kadang sering bertengkar," ujarnya.
Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas membenarkan jasad Retno ditemukan di atas kasur lantai kamar belakang rumah. Kondisi korban sudah membusuk dan tertutup selimut.
"(Retno) Tinggal berdua dengan suami siri. (Suami siri) Tidak ada di tempat, masih kami selidiki," jelasnya.
Yogas menambahkan, kematian Retno diduga tidak wajar. Namun, pihaknya belum bisa memastikan pengusaha warung kopi ini menjadi korban pembunuhan atau tewas karena sebab lain. Saat ini, jenazah korban diautopsi di RSUD Jombang.
"Dugaannya meninggal tidak wajar. Saya belum bisa mengatakan ini pembunuhan. Sebab kematiannya menunggu hasil autopsi," tandasnya.
(dpe/abq)
