BMKG Beber Penyebab Cuaca Ekstrem di Jawa Timur

BMKG Beber Penyebab Cuaca Ekstrem di Jawa Timur

F - detikJatim
Rabu, 12 Nov 2025 11:45 WIB
Hujan deras guyur Kota Surabaya membuat sejummlah ruas jalan tergenang banjir, Senin (3/11/2025).
Hujan deras guyur Kota Surabaya membuat sejummlah ruas jalan tergenang banjir, Senin (3/11/2025)/Foto: Aprilia Devi/detikJatim
Surabaya -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrem akan melanda wilayah Jatim sepekan ini. Apa penyebab cuaca ekstrem?

BMKG menyebut, peningkatan intensitas hujan disertai petir dan angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh dua gangguan atmosfer utama, yakni pola angin konvergensi dan Madden-Julian Oscillation (MJO).

"Kondisi cuaca di wilayah Jawa Timur beberapa hari terakhir memang cenderung berawan tebal dan terjadi hujan sedang hingga lebat disertai petir serta angin kencang. Hal ini disebabkan karena terdapat gangguan di atmosfer Jawa Timur berupa pola angin konvergensi dan MJO," jelas Prakirawan Cuaca BMKG Bhilda Maulida kepada detikJatim, Rabu (12/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Konvergensi dan MJO Tingkatkan Pertumbuhan Awan Hujan

Dijelaskan dari Buletin Maritim Edisi Maret 2022 terbitan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, MJO atau singkatan dari Madden-Julian Oscilation adalah fluktuasi musiman atau gelombang atmosfer yang terjadi di kawasan tropis. Siklusnya biasa terjadi sekitar 30-60 harian.

ADVERTISEMENT

Menurut Bhilda, pola angin konvergensi terjadi ketika dua atau lebih arah angin saling mendekat dan bertemu di suatu kawasan, menyebabkan massa udara berkumpul dan meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan.

Bhilda menjelaskan, Madden-Julian Oscillation (MJO) merupakan gelombang pergerakan daerah konvektif atau pembentukan awan hujan yang bergerak di wilayah tropis dekat ekuator. Ketika gangguan MJO melintas di suatu daerah, potensi pembentukan awan hujan meningkat signifikan.

"Kondisi atmosfer sifatnya selalu dinamis, pola angin akan berubah karena udara terus bergerak, dan MJO juga mengalami pergerakan. Kami perkirakan MJO masih berada di atmosfer Jawa Timur hingga sepekan ke depan," ujar Bhilda.

Wilayah yang Berpotensi Terdampak Hujan Lebat

BMKG memperkirakan kondisi berawan dengan potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Timur dalam periode 11-13 November 2025.

Tanggal 12 November 2025

Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo.

Tanggal 13 November 2025

Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Kediri, Lumajang, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Sumenep, Magetan, Ngawi.

Bukan Anomali, Melainkan Awal Musim Hujan dengan Gangguan Atmosfer

Bhilda menegaskan bahwa kondisi cuaca saat ini tidak termasuk anomali, melainkan bagian dari awal musim hujan yang diperkuat oleh adanya gangguan atmosfer seperti konvergensi dan MJO. Kedua fenomena ini meningkatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

"Wilayah Jawa Timur sudah memasuki musim hujan. Ditambah dengan pola angin konvergensi dan MJO, potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang meningkat. Kondisi ini juga dapat memicu bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang," paparnya.

Imbauan dan Langkah Antisipatif untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat

Sebagai langkah mitigasi, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
Beberapa langkah antisipatif yang disarankan antara lain:

  • Memastikan sistem drainase, saluran air, dan resapan berfungsi optimal untuk menampung curah hujan tinggi.
  • Memanfaatkan musim hujan untuk menanam pohon sebagai investasi lingkungan yang membantu mengurangi risiko banjir dan memperkuat struktur tanah.
  • Memantau informasi cuaca resmi dari BMKG sebelum beraktivitas di luar ruangan agar kegiatan tetap aman dan nyaman.

"Musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk menanam pohon sebagai langkah investasi lingkungan. Pohon dapat membantu memperkuat tanah, menambah daya serap air, dan mengurangi banjir. Kami juga mengingatkan masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG agar bisa beraktivitas dengan aman," tutup Bhilda.

Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video 4 Fenomena Ini Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads