Proyek Rumah Pompa-Box Culvert di Surabaya Dikebut untuk Cegah Banjir

Proyek Rumah Pompa-Box Culvert di Surabaya Dikebut untuk Cegah Banjir

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 08 Nov 2025 12:45 WIB
Salah satu rumah pompa di Surabaya
Rumah Pompa di Surabaya Foto: Istimewa
Surabaya -

Pemerintah Kota Surabaya tancap gas mengantisipasi genangan dan banjir saat musim hujan. Proyek infrastruktur vital mulai dari pembangunan rumah pompa hingga pengerjaan drainase yang jadi benteng utama pengendalian banjir dipercepat pengerjaannya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Syamsul Hariadi menyebut Wali Kota Eri Cahyadi telah meminta agar proyek-proyek besar itu segera tuntas dalam waktu dekat.

"Diminta lembur kontraktornya, kalau bisa 24 jam. Jadi nanti kita usahakan, kita buat undangan teman-teman kontraktor yang belum selesai. Jadi yang belum selesai itu rata-rata pekerjaan besar," ujar Syamsul, Sabtu (8/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syamsul, sejumlah proyek besar yang belum rampung antara lain pembangunan rumah pompa dan box culvert.

ADVERTISEMENT

"Pekerjaan rumah pompa dan pekerjaan box culvert besar, itu yang rata-rata belum selesai. Yang kecil-kecil insyaallah sudah 70 persen selesai. Dan nanti 90 persen selesai di akhir November ini," jelasnya.

Saat ini, ada lima titik proyek rumah pompa yang masih berjalan, tersebar di beberapa kawasan.

"Pekerjaan pompa itu ada lima lokasi. Di Menanggal satu, Ahmad Yani dua, Ketintang Madya ada tiga, di Karah ada empat, dan ada satu lagi di Rungkut Menanggal," paparnya.

Selain rumah pompa, DSDABM juga tengah merampungkan proyek drainase besar di diversi Gunungsari dan Babat Jerawat. Untuk
mempercepat pengerjaan, pihaknya menginstruksikan kontraktor bekerja dari dua arah sekaligus.

"Seperti di diversi Gunungsari itu kita minta pekerjaan dilaksanakan dari dua arah. Jadi yang mau dikerjakan itu 500 meter. Kontraktor sudah saya minta dari barat dan timur, jadi ketemu di tengah," ungkapnya.

Syamsul juga meminta kontraktor menambah tenaga dan jam kerja di lapangan agar proyek tidak molor.

"Jadi itu upaya untuk percepatan dari dua sisi. Seperti yang saya sampaikan tadi. Yang kedua itu lembur, artinya tambah tenaga dan tambah material," tambahnya.

Percepatan pembangunan itu pun akan diawasi dengan ketat oleh konsultan proyek.

"Kita kasih target per minggu berapa, nanti dievaluasi oleh konsultan pengawas. Mudah-mudahan pertengahan Desember itu sudah bisa selesai," tutur Syamsul.

Langkah cepat ini, kata dia, penting karena cuaca ekstrem sudah mulai melanda Surabaya sejak awal November.

"Kita ini kan perkiraannya biasanya (awal) hujan rintik-rintik dulu. Tapi sempat, langsung hujan deras mulai jam 2 siang sampai 7 malam," ujarnya.

Peringatan dini dari BMKG juga jadi dasar Pemkot untuk bergerak cepat.

"Sebelumnya memang kita diingatkan oleh teman-teman BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi mulai November 2025 sampai dengan Januari 2026. Jadi kita harus antisipasi," tegasnya.

Tak hanya fokus pada infrastruktur, Pemkot juga menyiapkan tim lapangan agar sigap saat hujan deras mengguyur kota.

"Jadi kita tidak hanya membangun saluran, tapi juga menyiagakan teman-teman satgas," pungkas Syamsul.




(ihc/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads