Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menerima ratusan pengaduan terkait pemakaian BBM jenis Pertalite. Sebanyak 17 Posko saat ini didirikan untuk menerima laporan masyarakat.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan, ada 162 laporan yang diterima berkaitan keluhan pelanggan.
Pihaknya juga membuka posko layanan untuk menerima keluhan ataupun laporan masyarakat berkaitan dengan gangguan mesin kendaraan setelah pengisian BBM sebanyak 17 titik menyebar di sejumlah wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah membuka posko dan kanal resmi pelaporan maupun secara langsung menuju SPBU tempat pembelian terakhir. Ada sebanyak 162 laporan," ujar Ahad kepada wartawan, Kamis (30/10/2025).
Ahad memastikan keluhan masyarakat berkaitan dengan pembelian BBM jenis Pertalite akan didengarkan dengan baik.
"Prioritas utama kami adalah menjamin keamanan suplai serta mutu produk BBM yang diterima masyarakat sesuai dengan regulasi yang berlaku. Setiap tahapan distribusi dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga," ungkapnya.
Ahad mengaku, dari 162 laporan yang diterima tersebut. Empat laporan berasal dari wilayah Malang Raya. Terbanyak laporan diterima dari wilayah Bojonegoro sebanyak 59 laporan dan 44 laporan dari wilayah Tuban.
"Paling banyak di Bojonegoro 59 laporan. Kedua di daerah Tuban 44 laporan," bebernya.
Pertamina sendiri telah melakukan pengujian kualitas Pertalite di laboratorium. Untuk BBM sendiri dipasok dari titik yang sama yakni Surabaya dan Tuban.
Distribusi BBM disebut menggunakan moda transportasi kereta api dan pengakutan menggunakan truk tangki.
"Titik suplai di Jawa Timur ada 6 full terminal yang besar. Sampai dengan saat ini peta yang coba Kami lihat yang terjadi di lapangan berdasarkan dan laporan masyarakat sebagian besar disuplai dari Surabaya dan Tuban," ungkapnya.
"Kalau terminal Malang, dari Surabaya. Pakai kereta rel tanking wagon atau pakai mobil tangki," sambungnya.
Ahad menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pengecekan kualitas BBM mulai dari alur pendistribusian hingga sampai ke SPBU dan diterima masyarakat setiap harinya.
"Memang itu sebagai standar pelayanan kami. Pengecekan dilakukan sebelum SPBU mulai beroperasi sebagai bagian untuk memastikan sebelum SPBU beroperasi," terangnya.
Terakhir Ahad menambahkan, pengambilan sampel di SPBU, terminal serta dari kendaraan pelanggan telah dilakukan. Pihaknya kini menunggu hasil sampel yang telah dikirim ke pusat.
"Untuk parameter yang lebih spesifik tidak bisa dilakukan di Jawa Timur, mesti dikirim ke pusat, jadi memang butuh waktu sekitar 5 sampai 10 hari kerja," pungkasnya.
Adapun Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turut melakukan sidak di SPBU Jalan Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (29/10/2025), malam kemarin.
Kunjungan tersebut untuk mengecek kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang beredar di Jawa Timur.
"Saya bersama Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) yang bertanggung jawab untuk mengecek kualitas BBM. Kami baru saja selesai mengecek di pompa bensin di sini di SPBU 26 Malang. Berdasarkan hasil sampel yang ada dinyatakan kualitas minyaknya sesuai standar dan baik untuk digunakan," ujar Bahlil.
(auh/abq)











































