- Apa Itu Silvofishery?
- Manfaat Penerapan Silvofishery 1. Menjaga Keseimbangan Ekosistem 2. Mengurangi Pencemaran Air 3. Meningkatkan Produktivitas Ikan 4. Melindungi Wilayah Pesisir 5. Memberikan Nilai Tambah Ekonomi 6. Mendukung Program Lingkungan Global
- Produktivitas Ikan Bandeng di Sistem Silvofishery
Surabaya tidak hanya dikenal sebagai kota industri dan perdagangan, tetapi terus berupaya menjadi kota mandiri pangan dan ramah lingkungan. Salah satu langkah nyata dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya melalui pembangunan demplot tambak silvofishery di Kebun Raya Mangrove Wonorejo.
Program ini menjadi wujud sinergi antara sektor perikanan dan pelestarian alam, dengan pendekatan yang tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.
Yang menarik, sistem tambak yang diterapkan di kawasan ini bukan budidaya ikan konvensional, melainkan menggunakan metode silvofishery, yaitu sistem budidaya ikan yang memadukan ekosistem hutan mangrove dengan kolam tambak. Metode ini terbukti mampu menjaga keseimbangan alam, meningkatkan produktivitas ikan, sekaligus menjadi solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan pesisir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Silvofishery?
Menurut Jurnal Kolaboratif Sains (Vol 8 No 7), silvofishery merupakan metode budidaya perikanan yang menggabungkan tambak ikan atau udang dengan hutan mangrove secara berkelanjutan.
Dalam sistem ini, sebagian area tambak tetap ditanami mangrove agar tercipta keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan kelestarian alam. Komposisi ruang biasanya diatur sekitar 60% untuk tambak dan 40% untuk mangrove.
Lokasi Silvofishery di Kebun Raya Mangrove Foto: UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya |
Dalam praktik silvofishery, terdapat beberapa model yang umum diterapkan, masing-masing dengan karakteristik dan pengelolaan yang berbeda. Salah satunya adalah model empang parit, di mana lahan tambak dan hutan mangrove menyatu dalam satu hamparan, dengan satu pintu air sebagai pengatur aliran.
Selanjutnya, model komplangan memisahkan area tambak dan mangrove melalui dua pintu air yang berbeda, memungkinkan pengelolaan lebih terkontrol. Ada juga model jalur, yang merupakan modifikasi dari empang parit dengan tambahan saluran di tengah tambak untuk memperlancar sirkulasi air. Sementara itu, model tanggul memanfaatkan mangrove yang tumbuh mengelilingi area tambak, berfungsi sebagai penahan alami sekaligus pelindung ekosistem.
Sistem ini mengandalkan energi utama dari produktivitas primer hasil fotosintesis tanaman mangrove, kemudian menjadi sumber energi bagi organisme air. Jenis ikan yang dibudidayakan umumnya dari kategori detritivor, herbivora, dan omnivora, seperti bandeng dan udang, yang dapat memanfaatkan energi alami secara efisien.
Manfaat Penerapan Silvofishery
Penerapan sistem silvofishery di Surabaya membawa keuntungan yang luas, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi bagi masyarakat dan perekonomian lokal. Dengan memadukan tambak dan mangrove secara terpadu, sistem ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Juga meningkatkan produktivitas perikanan, serta membuka peluang bagi warga sekitar untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Berikut beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan silvofishery.
Silvofishery di Kebun Raya Mangrove Foto: UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya |
1. Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Mangrove berfungsi sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota perairan. Dengan mempertahankan hutan mangrove di sekitar tambak, kualitas air tetap terjaga, oksigen melimpah, dan ekosistem alami tetap hidup berdampingan dengan aktivitas budidaya.
2. Mengurangi Pencemaran Air
Akar mangrove mampu menyaring limbah organik dari sisa pakan dan kotoran ikan. Proses alami ini menjadikan tambak lebih bersih, air tidak cepat tercemar, dan keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
3. Meningkatkan Produktivitas Ikan
Lingkungan yang stabil dan alami membantu pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan sehat. Selain itu, ketersediaan pakan alami seperti plankton dan detritus dari ekosistem mangrove turut menunjang produktivitas tambak.
Hasil Silvofishery di Kebun Raya Mangrove Foto: UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya |
4. Melindungi Wilayah Pesisir
Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis penting, yakni menahan abrasi pantai, meredam ombak, dan melindungi wilayah pesisir dari potensi bencana alam seperti badai atau tsunami.
5. Memberikan Nilai Tambah Ekonomi
Selain hasil utama berupa ikan atau udang, kawasan tambak silvofishery juga berpotensi dikembangkan menjadi ekowisata edukatif. Wisatawan dapat belajar tentang budidaya berkelanjutan, sementara masyarakat bisa memperoleh penghasilan tambahan dari madu mangrove, hasil olahan laut, maupun produk turunan lainnya.
6. Mendukung Program Lingkungan Global
Mangrove dikenal sebagai penyerap karbon alami yang efektif. Dengan demikian, silvofishery turut berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim global serta mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Produktivitas Ikan Bandeng di Sistem Silvofishery
Salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan dalam sistem ini adalah ikan bandeng. Berdasarkan berbagai penelitian, sistem silvofishery terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas bandeng dibandingkan sistem tambak konvensional.
Hal ini karena kualitas air lebih stabil, suhu lebih sejuk, dan pakan alami tersedia secara berkelanjutan dari ekosistem mangrove. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan hasil panen.
Tetapi juga menjaga daya dukung lingkungan pesisir. Dengan begitu, tambak bandeng di Surabaya bisa menjadi contoh nyata bahwa budidaya berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan pelestarian alam.
Kebun Raya Mangrove Surabaya Foto: UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya |
Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti dalam rilis resminya di akun Instagram @dkppsurabaya, menyampaikan penerapan sistem silvofishery menjadi bukti bahwa kegiatan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.
"Harapannya melalui silvofishery masyarakat dapat belajar bagaimana membudidayakan ikan secara berkelanjutan, ramah lingkungan, sekaligus mendukung ketahanan pangan kota," ujarnya.
Dengan inovasi ini, Surabaya menunjukkan langkah nyata menuju pembangunan pertanian dan perikanan modern berkelanjutan. Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, juga menegaskan komitmen kota dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove dan menghadirkan masa depan pangan lebih hijau
(ihc/irb)















































