Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ke-10, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Sidoarjo bersama Pondok Pesantren (Ponpes) Manba'ul Hikam Tanggulangin menggelar kegiatan Motoran Klasik pada Sabtu (25/10/2025).
Ratusan peserta dari kalangan santri, kiai, Banser, hingga anggota kepolisian turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Konvoi mengambil rute dari Ponpes Manba'ul Hikam menuju Gedung Serbaguna Mapolresta Sidoarjo.
Kasat Lantas Polresta Sidoarjo, Kompol Jodi Indrawan, mengatakan kegiatan ini menjadi wujud kolaborasi dan sinergi antara kepolisian, kalangan santri, dan masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran tertib berlalu lintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, kegiatan ini menjadi momentum positif bahwa santri dan Polri tidak bisa dipisahkan. Kami bersyukur antusiasme peserta luar biasa, sampai kursinya tidak cukup," ujar Kompol Jodi di sela-sela kegiatan, Sabtu (25/10/2025).
Ia menambahkan, hampir seluruh peserta menunjukkan kedisiplinan dengan mengenakan helm selama perjalanan.
Motoran Klasik, Cara Unik Santri dan Polresta Sidoarjo Rayakan Hari Santri Nasional Foto: Suparno Nodhor/detikjatim |
"Dari laporan anggota di lapangan, 99,99 persen peserta hari ini memakai helm. Ini menunjukkan kesadaran santri terhadap keselamatan di jalan sudah tinggi," tambahnya.
Menurut Jodi, kegiatan Motoran Klasik tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana edukasi keselamatan berkendara bagi para santri dan masyarakat.
"Kami ingin pesan keselamatan di jalan raya bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Santri adalah bagian penting bangsa yang juga harus menjadi pelopor tertib lalu lintas," ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Manba'ul Hikam, KH Abdul Wachid Harun, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi antara pesantren, Polresta Sidoarjo, dan GP Ansor dalam memperingati Hari Santri Nasional tahun ini.
"Hari ini adalah tasyakuran karena Hari Santri genap 10 tahun. Kami bersinergi dengan Polresta dan teman-teman Ansor untuk menunjukkan bahwa santri siap tampil di permukaan, menjadi bagian dari solusi bangsa," kata KH Abdul Wachid.
Ia juga mengingatkan para peserta agar tetap tertib dan menjaga keselamatan selama kegiatan berlangsung.
"Kami minta agar semua tertib lalu lintas, jangan nyerondol atau salip sembarangan. Patwal di depan, Banser menyusul, lalu jip dan peserta lainnya. Kita tunjukkan bahwa santri juga bisa tertib," ujarnya.
KH Abdul Wachid menegaskan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa santri di Sidoarjo tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga peduli terhadap ketertiban dan keselamatan masyarakat.
"Santri Sidoarjo eksis di permukaan dan bisa mewarnai Sidoarjo. Semoga sinergi ini terus terjalin antara pesantren, Polri, dan masyarakat," tutupnya.
Kegiatan Motoran Klasik yang berlangsung meriah itu ditutup dengan doa bersama serta pesan kebersamaan untuk terus menjaga ketertiban dan keharmonisan di Kabupaten Sidoarjo.
(ihc/ihc)












































