Dari ruang sidang hingga puncak dunia bisnis, Kartini Muljadi menorehkan kisah luar biasa tentang keteguhan dan visi. Ia memulai karier sebagai hakim, lalu menapaki jalur baru sebagai pengusaha sukses hingga mendirikan perusahaan farmasi besar, Tempo Scan Pacific.
Warisan yang ditinggalkannya tak hanya terukur dari nilai kekayaan, tetapi juga dari pengaruh sosial, dedikasi pada dunia bisnis, serta perannya dalam menginspirasi pemberdayaan perempuan di Indonesia. Siapakah sosok Kartini Muljadi?
Latar Belakang dan Pendidikan Hukum
Kartini Muljadi, yang lahir dengan nama Pauline Fanny Kho pada 17 Mei 1930 di Surabaya (atau Kebumen), berasal dari keluarga dengan latar belakang campuran Tionghoa-Jawa dari ayahnya dan Belanda dari ibunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak kecil, kehidupannya sudah ditempa berbagai pengalaman yang membentuk kepribadian tangguh. Setelah ibunya meninggal dunia, Kartini diasuh ibu sambungnya yang menanamkan nilai-nilai kemandirian, ketekunan, dan semangat berwirausaha.
Pengalaman diskriminasi rasial yang ia alami di sekolah Eropa pada masa kolonial juga memupuk tekad kuat untuk menegakkan keadilan. Semangat itu kemudian membawanya menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tempat ia meraih gelar sarjana hukum pada akhir 1950-an.
Setelah lulus pada tahun 1958, Kartini Muljadi diangkat sebagai hakim di Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta, menjadikannya salah satu hakim perempuan pertama di Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, disiplin, dan berintegritas tinggi dalam menangani berbagai perkara perdata, pidana, hingga kepailitan.
Namun, kehidupannya berubah pada tahun 1970, ketika sang suami, Djojo Muljadi, meninggal dunia. Kondisi ekonomi sebagai pegawai negeri membuatnya mengambil keputusan besar meninggalkan dunia kehakiman dan beralih profesi menjadi notaris.
Keputusannya terbukti tepat, Kartini dengan cepat menanjak menjadi notaris papan atas Jakarta. Ia dikenal karena profesionalismenya dan dipercaya menangani urusan hukum perusahaan-perusahaan besar, baik nasional maupun multinasional.
Puncak Karier Hukum dan Kontribusi Nasional
Di tengah kesibukannya sebagai notaris, Kartini mulai menapaki dunia bisnis. Ia terlibat aktif dalam pengembangan Tempo Scan Group, terutama sejak mendirikan PT Scanchemie pada tahun 1970, perusahaan yang memproduksi obat bebas dan minuman energi.
Langkah tersebut menunjukkan visinya terhadap pentingnya kemandirian industri farmasi nasional. Pada periode ini, Kartini menjalani dua karier sekaligus, sebagai notaris terkemuka dan pengusaha yang perlahan memperluas lini usaha di sektor farmasi dan produk konsumen.
Memasuki dekade 1990-an, kiprahnya di bidang hukum semakin mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu tokoh penting di Indonesia. Ia mendirikan Firma Hukum Kartini Muljadi dan Rekan (KMR), yang segera dikenal sebagai firma hukum korporasi dan komersial terkemuka.
Keahliannya diakui secara nasional ketika ia diminta bergabung dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) saat krisis ekonomi 1998. Di mana, ia turut menyusun Master Settlement Agreement dan Master Refinancing Agreement yang menyelamatkan banyak bank dari kehancuran.
Dari berbagai pengalaman dan keahliannya di dunia hukum serta bisnis, Kartini membangun fondasi kuat bagi PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), hasil transformasi dari PT Scanchemie. Perusahaan ini tumbuh menjadi konglomerasi besar yang menaungi berbagai merek ternama seperti Bodrex, Hemaviton, dan Marina.
Integritas dan Kontribusi Nasional
Selain kesuksesan finansial yang membuatnya berulang kali masuk dalam daftar wanita terkaya versi Forbes, Kartini Muljadi juga dikenal karena integritasnya. Latar belakang hukumnya membuatnya tegas dalam tata kelola perusahaan.
Ia bahkan turut berperan penting dalam penyusunan sejumlah undang-undang nasional, seperti Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pada masa krisis moneter 1998, ia menjadi anggota tim penasihat hukum di BPPN, membuktikan kontribusinya dalam penyehatan sektor perbankan nasional.
Kartini Muljadi meninggalkan warisan spiritual dan budaya yang mendalam. Ia dikenal aktif dalam kegiatan filantropi, terutama di bidang pendidikan dan bantuan hukum untuk masyarakat kurang mampu.
Kecintaannya pada budaya Nusantara diwujudkan melalui dedikasinya pada pelestarian batik, bahkan meluncurkan buku khusus mengenai koleksi batiknya. Warisan ini menegaskan kesuksesan sejati baginya adalah kombinasi antara profesionalisme bisnis, penegakan hukum, dan tanggung jawab sosial.
Akhir Hayat dan Warisan
Kartini Muljadi mengembuskan napas terakhir pada Senin 20 Oktober 2025 pukul 17.03 WIB, pada usia 95 tahun, di Jakarta. Kabar duka ini diumumkan melalui unggahan di Instagram Shalvynne Chang, istri dari cucu Kartini, Richard Muljadi.
"Our beloved great-grandmother, grandmother, and mother-a loving presence at the heart of our big family-who departed peacefully in Jakarta on October 20, 2025, at 17.03 WIB," Shalvynne menyampaikan dalam unggahannya.
Kepergian Kartini Muljadi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kolega, dan masyarakat yang terinspirasi kiprahnya. Hingga akhir hayatnya, ia tetap menjadi simbol ketekunan, integritas, dan kecerdasan perempuan Indonesia yang mampu menjembatani dunia hukum dan bisnis.
Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(auh/irb)











































