Kepala BNN Ajak Masyarakat Hapus Stigma Negatif Eks Pecandu Narkoba

Kepala BNN Ajak Masyarakat Hapus Stigma Negatif Eks Pecandu Narkoba

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Kamis, 16 Okt 2025 16:43 WIB
Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto bersama dengan para penyintas atau mantan pecandu narkoba
Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto bersama dengan para penyintas atau mantan pecandu narkoba (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Batu -

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Suyudi Ario Seto mengajak masyarakat untuk menghapus stigma buruk terhadap penyintas atau mantan pecandu narkoba. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk dukungan proses pemulihan para penyintas narkoba.

Sebab selama ini para penyintas narkoba sering kali menghadapi stigma buruk di masyarakat. Hukuman sosial seperti penolakan kerja, dikucilkan, diperlakukan dengan prasangka buruk di lingkungan tempat tinggal kerap terjadi terhadap para penyintas.

"Jangan sampai masih ada stigma-stigma bahwa pecandu atau mantan pecandu ini adalah aib dan harus dikucilkan bahkan dimusuhi," tegas Suyudi disela-sela kunjungannya di Desa Bersinar Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu, Kamis (16/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini stigma yang keliru dan harus diubah menjadi mari kita sama-sama memberikan dukungan dan mengobati. Para penyintas maupun pengguna narkoba harus direhabilitasi agar kembali pulih dan bisa kembali produktif dan bahkan bisa berpenghasilan kembali," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, pihaknya juga terus mendorong agar para penyintas narkoba ini bisa berdaya dan kembali produktif. Dengan begitu, mereka tidak akan memiliki kesempatan atau terbesit untuk kembali menggunakan narkoba.

Salah satu contoh nyata juga Suyudi temui saat melakukan kunjungan di Desa Bulukerto. Dia bertemu dengan para penyintas yang telah diberdayakan oleh desa untuk mengikuti pelatihan budidaya tanaman bonsai hingga beragam pelatihan soft skill lain.

"Saya melihat kegiatan disini luar biasa. Bagaimana desa sangat mendukung upaya soft skill yang dibangun dengan pelatihan dan pembudidayaan tanaman bonsai yang diikuti oleh mantan-mantan pecandu atau penyintas yang sudah kembali produktif," terangnya.

"Harapannya para penyintas ini bisa kembali menjadi masyarakat yang produktif dan akan berpenghasilan dan daerah setempat ini bisa menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari apa yang diproduksi penyintas," imbuhnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads