Harga Telur Melonjak, Warga Kurang Mampu Ponorogo Justru Panen Rezeki

Harga Telur Melonjak, Warga Kurang Mampu Ponorogo Justru Panen Rezeki

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 14 Okt 2025 12:54 WIB
Ayam petelur yang dipelihara masyarakat Ponorogo
Ayam petelur yang dipelihara masyarakat Ponorogo/Foto: Istimewa
Ponorogo -

Di tengah melambungnya harga telur ayam di pasaran, sejumlah warga kurang mampu di Kabupaten Ponorogo justru merasa diuntungkan. Pasalnya, mereka kini tak lagi membeli telur berkat bantuan puluhan ekor ayam petelur dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkab dalam mengentaskan kemiskinan dan memperkuat ketahanan pangan keluarga. Salah satunya tampak di Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung.

Sejak dua bulan lalu, warga penerima manfaat di desa tersebut mendapat bantuan 40 hingga 50 ekor ayam petelur lengkap dengan subsidi pakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, hasilnya mulai dirasakan. Ayam-ayam bantuan itu sudah rutin bertelur, bahkan sebagian warga bisa memanen hingga 30 butir per hari. Telur tersebut tidak hanya dikonsumsi sendiri, tapi juga dijual ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan harga mengikuti pasar.

ADVERTISEMENT

"Setiap hari panen telur. Sudah sepuluh hari terakhir ini alhamdulillah ayamnya sehat-sehat," ujar Sarmini, salah satu penerima bantuan, kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Sarmini mengaku memiliki 45 ekor ayam. Menurutnya, bantuan ini sangat membantu ekonomi keluarganya di tengah harga telur yang kini tinggi.

"Sebagian telur kami makan sendiri, sebagian dijual. Dulu biasanya beli telur, sekarang malah bisa jual. Anak-anak juga bisa makan bergizi setiap hari," ucapnya senang.

Hal serupa dirasakan Sukarman, warga penerima bantuan lainnya. Ia mengaku program ini menjadi penyelamat ekonomi keluarganya.

"Alhamdulillah kami sangat terbantu. Sekarang bisa tambah penghasilan dari hasil jual telur. Apalagi harga telur naik, jadi lumayan buat nambah biaya sekolah anak," katanya.

Menurut Sukarman, dari 45 ekor ayam yang dirawat, hampir semuanya bertelur setiap hari. Dengan harga telur mencapai Rp 28.500 per kilogram, hasil penjualan sudah cukup untuk membeli kebutuhan lain dan menutupi biaya pakan.

"Sebelum ada bantuan ini kami selalu beli telur. Sekarang bisa konsumsi tiap hari tanpa beli, anak-anak juga sarapan telur tiap pagi," tambahnya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menjelaskan, program bantuan ayam petelur merupakan strategi untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga miskin.

"Saya mencoba membuat ternak kecil di belakang rumah, setiap kandang diisi 25 ekor ayam. Ini bisa dilakukan siapa saja. Kalau program ini berhasil, rakyat tidak lagi bergantung pada siapa pun," ujar pria yang akrab disapa Kang Giri itu.

Menurutnya, kemandirian pangan rumah tangga menjadi kunci ketahanan pangan yang sesungguhnya.

"Ketahanan pangan yang hakiki itu ketika rumah tangga mampu menyelesaikan problem pangan di rumahnya sendiri. Gizinya terjaga, barangnya ada, bisa dikelola siapa saja, dan murah," tegas Kang Giri.

Keberhasilan program ayam petelur di tengah mahalnya harga telur ini menjadi bukti bahwa kemandirian bisa dimulai dari hal sederhana. Dari kandang kecil di pekarangan rumah, warga belajar untuk mandiri, berdaya, dan menjaga ketahanan pangan keluarga mereka.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads