Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta Final Lomba Paduan Suara SMA/SMK Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 bertajuk 'Suara Harmoni Generasi Emas Jawa Timur'.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh pelajar SMA/SMK dari 38 kabupaten/kota se-Jatim ini, Khofifah menegaskan bahwa ajang paduan suara bukan sekadar kompetisi seni, tetapi wadah pembentukan karakter generasi muda yang berdaya saing, kreatif, dan cinta budaya lokal.
"Lomba paduan suara bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan momentum menyiapkan generasi harapan bangsa pada Indonesia Emas 2045 dengan semangat harmoni penuh persatuan dan persaudaraan," kata Khofifah, Sabtu (11/10/2025).
"Seluruh peserta paduan suara Harmoni Generasi Emas Jawa Timur, kalian semua adalah para juara," imbuhnya.
Khofifah menegaskan bahwa lomba ini bukan semata-mata tentang siapa yang menjadi juara, tetapi bagaimana membentuk generasi muda Jawa Timur yang memiliki semangat kebersamaan, persaudaraan dan daya saing tinggi.
"Kita tidak sedang menyiapkan juara 1,2,3 maupun Harapan 1,2,3 tapi kita sedang menyiapkan generasi harapan bangsa pada Indonesia Emas 2045. Bagi saya semua adalah juara. Karena semua adalah juara, maka kalau juara 1,2,3 maupun juara harapan mendapatkan bonus, maka semua peserta ini akan mendapatkan bonus yang sama," tambahnya.
Khofifah juga menilai lomba ini menjadi wadah penguatan budaya lokal di tengah semangat kebangsaan. Beragam nuansa budaya daerah tampil dalam setiap penampilan peserta, mencerminkan kekayaan dan harmoni Jawa Timur.
"Anak-anak sekalian telah memberikan penguatan budaya. Bahwa ada nuansa budaya-budaya lokal yang sudah ditampilkan pada parade paduan suara ini," katanya.
"Besok tanggal 12 Oktober adalah HUT Pemprov yang ke-80. Pertama kalinya ada pentas SMA/ SMK dari seluruh Kabupaten/ Kota se Jawa Timur dengan busana antar daerah," terangnya.
Ia mencontohkan, paduan suara dari Kota Blitar tampil dengan kostum bernuansa Madura, sementara SMAN 1 Manyar Gresik menggunakan kostum Gajah Uling khas Banyuwangi.
"Artinya adalah kita ini satu. Jawa Timur satu, Indonesia satu. Bahwa anak-anak sekalian telah mengekspresikan sebagai warga Jatim meskipun warna yang dibawa sebetulnya adalah warna Kabupaten Kota," ungkapnya.
"Manyar Gresik yang digunakan kostumnya adalah gajah uling, merupakan kostum Banyuwangi. Tapi kemudian pada pentas hari ini digunakan oleh peserta padus dari Gresik. Kembali bahwa anak-anak bukan wakil dari Gresik, wakil dari Blitar, wakil dari Madura, tapi kita adalah Jatim yang siap menyongsong 2045 Indonesia Emas sebagai Generasi Emas," jelasnya menambahkan.
Oleh karena itu, Khofifah menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai, seluruh tim Disdik, dewan juri, kepala sekolah, serta para peserta atas dedikasi dan kerja keras mereka.
"Mari kita sambut Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur dengan generasi emas yang luar biasa," pungkasnya.
(ihc/abq)