Bupati Pasuruan M Rusdi Sutejo merespos tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, yang menyebabkan 67 santri meninggal dunia. Rusdi meminta semua bangunan ponpes di Kabupaten Pasuruan segera diperiksa kelayakannya.
Hal itu disampaikan Rusdi saat menghadiri silaturrahim para Pengurus Ponpes se-Kabupaten Pasuruan di Aula RSNU, Rabu (8/10/2025). Di hadapan para ulama dan pengurus ponpes se-Kabupaten Pasuruan, Rusdi menyampaikan bahwa analisa kelayakan bangunan ponpes membantu menciptakan keamanan dan keselamatan para santri dalam mengenyam ilmu agama.
"Ini bagian dari kebijakan Pemerintah Pusat agar daerah juga melaksanakannya. Dan kami tegaskan bahwa analisa kelayakan bangunan ponpes bukan sesuatu yang mengerikan tapi membantu semuanya," kata pria yang akrab disapa Mas Rusdi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai langkah awal, Mas Rusdi meminta pihak ponpes mengajukan sertifikasi laik fungsi (SLF) ataupun Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Seluruh biayanya akan ditanggung oleh pemerintah daerah (pemda).
"Untuk kepengurusan SLF atay PBG, semua biayanya gratis, tidak ada biaya apapun. Pemda yang akan menyiapkan anggarannya," terangnya.
Jika saat permohonan SLF ternyata bangunan dinyatakan tidak layak, pemda akan menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PII) agar dapat memberikan rekomendasi kepada pemilik gedung untuk memperbaiki beberapa bagian yang dianggap kurang. Sebab semua ini dilakukan semata-mata mengantisipasi kejadian serupa di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
"Kami kumpulkan PII untuk membantu program ini. Kalau dari analisa contoh kayunya sudah keropos harus diganti, atau struktur bangunannya kurang kuat harus diperbaiki, maka itulah rekom terbaik untuk keamanan bangunan pondok itu sendiri, biar tidak was-was," tegasnya.
(auh/abq)