Keluarga Kenang Putra Sosok yang Rajin Salat Kini Pergi untuk Selamanya

Keluarga Kenang Putra Sosok yang Rajin Salat Kini Pergi untuk Selamanya

Suparno - detikJatim
Rabu, 08 Okt 2025 17:45 WIB
Pemakaman santri korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Pemakaman santri korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Suasana duka masih menyelimuti sebuah rumah sederhana di Dusun Bendungan RT 10, RW 3, Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Rumah itu adalah kediaman pasangan Syarifuddin (47) dan Dewi Handayani (43), orang tua dari Moh. Rizki Maulana Saputra (16), santri yang menjadi korban dalam peristiwa ambruknya bangunan mushola Pondok Pesantren Al-Khosiny, Buduran Sidoarjo.

Rizki, atau akrab disapa Putra, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia tercatat sebagai santri kelas VI Madrasah Ibtidaiyah formal dan kelas 10 di lingkungan Ponpes Al-Khosiny. Rizki telah mondok sejak lulus dari SD Negeri Wadungasih II, dengan penuh semangat dan keinginan sendiri untuk menimba ilmu agama.

Jenazah Putra tiba di rumah duka pada Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Binangun, Desa Wadungasih, tidak jauh dari rumah keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Putra anak yang sangat pendiam dan sopan. Sama orang tua nurut, dengan keluarga juga sangat hormat. Kalau dengar suara azan, dia langsung ke masjid tanpa disuruh," ujar Sugiono (38), paman almarhum, kepada detikJatim saat ditemui di rumah duka, Rabu (8/10/2025).

ADVERTISEMENT

Sugiono menuturkan, kepergian Putra menjadi kehilangan besar bagi keluarga, terlebih ia merupakan cucu kesayangan dari almarhum kakeknya yang belum lama wafat.

"Putra ini rajin ibadah. Dari kecil sudah kelihatan taatnya. Keinginannya mondok itu murni dari dia sendiri. Orang tuanya setuju karena tahu niatnya baik," tambah Sugiono dengan mata berkaca-kaca.

Hingga Rabu siang, keluarga dan kerabat terus berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Warga sekitar juga ikut berduka dan mengenang Rizki sebagai anak yang baik dan rendah hati.

Saya sebagai pamannya, lihat sendiri kalau Putra itu anaknya baik, sopan santun, ramah tamah sama orang. Salatnya tekun, azan juga sering di musala. Coba tanya orang-orang sini, semua pasti tahu dia anak pendiam dan baik," kata Sugianto, paman almarhum kepada detikJatim, Kamis (9/10/2025).

Putra mulai mondok sejak lulus dari SD Negeri Wadungasih II. Keinginan untuk mondok datang dari dirinya sendiri, bukan paksaan orang tua.

"Dia yang minta sendiri mondok. Kami izinkan karena memang niatnya baik," lanjut Sugianto.

Jenazah Putra telah dimakamkan pada Rabu (8/10) dini hari di TPU Dusun Binangun, tak jauh dari rumahnya. Diberitakan sebelumnya, bangunan mushola di lingkungan Ponpes Al-Khosiny, Buduran, Sidoarjo, ambruk pada awal pekan.

Sejumlah santri menjadi korban, beberapa di antaranya mengalami luka-luka, dan satu meninggal dunia. Polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya bangunan tersebut.

Insiden ambruknya mushola Ponpes Al-Khosiny yang terjadi pada awal pekan ini menyebabkan sejumlah santri menjadi korban. Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab runtuhnya bangunan tersebut.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads