Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meninjau langsung lokasi runtuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10/2025). Kehadirannya bertujuan untuk memantau langsung progres evakuasi korban dan memastikan proses identifikasi berjalan transparan dan akurat.
Dalam keterangannya, Emil menekankan pentingnya memberikan kepastian informasi kepada keluarga korban yang hingga kini masih menunggu di posko utama. Ia menyebut proses evakuasi dan identifikasi yang berlangsung tidaklah mudah karena kompleksitas reruntuhan di lokasi.
"Mereka belum mendapat kepastian hingga sekarang. Itu sebabnya saya datang ke sini untuk melihat langsung bagaimana progresnya. Karena penataan dan evakuasi di lokasi ini memang tidak mudah," ujar Emil kepada wartawan dilokasi, Minggu (5/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil mengungkapkan, hingga hari ini, sebanyak 34 korban telah berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan. Namun, baru tiga di antaranya yang berhasil diidentifikasi secara resmi oleh tim DVI. Ia juga menyampaikan bahwa ada korban yang dievakuasi saat awal kejadian, sebelum penggunaan alat berat, yang tidak tercatat dalam data akhir karena proses evakuasinya dilakukan manual.
"Total saat ini ada 34 korban, tiga sudah teridentifikasi. Sebelumnya memang ada korban yang dievakuasi secara manual sebelum alat berat digunakan, dan itu tidak termasuk dalam data akhir," jelasnya.
Lebih lanjut, Emil menjelaskan tantangan utama dalam evakuasi hari ini terletak pada struktur beton besar yang posisinya melintang, menempel, dan dalam kondisi miring, yang menutupi sebagian besar area reruntuhan. Pembersihan material di sektor ini baru bisa dilakukan siang hari ini.
"Ada beton yang posisinya miring dan hampir separuh lantai, ini jadi penghalang utama. Pengangkatannya rumit, dan baru bisa dimulai siang ini setelah area sekitarnya dibersihkan," tambah Emil.
Ia berharap sektor yang baru dibuka ini dapat memberikan kejelasan terkait kemungkinan masih adanya korban yang tertimbun. Emil menegaskan, pemerintah berkomitmen menyampaikan seluruh informasi secara jujur dan terbuka kepada keluarga korban, termasuk mengenai proses identifikasi post mortem yang menurutnya sangat kompleks.
"Kami ingin menyampaikan analisa yang terjujur dan terbaik kepada keluarga korban. Karena banyak informasi berseliweran di media yang bisa memengaruhi psikologis mereka," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dedikasi penuh dari semua pihak, termasuk TNI, Kapolda Jatim, Basarnas, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, yang sejak awal terus mengawal proses pencarian dan evakuasi.
"Kami tidak bisa memungkiri betapa beratnya situasi ini. Tapi kami hadir di sini untuk melihat langsung dan memastikan proses berjalan sebagaimana mestinya," tutup Emil.
(auh/abq)