Eks dosen Universitas Negeri Malang Maulana Malik Ibrahim Imam Muslimin atau Yai Mim, akhirnya angkat bicara soal permintaan maaf tetangganya, Sahara. Ia mengungkap Sahara beserta suaminya, Sofwan, telah menyampaikan permintaan maaf kepadanya atas ucapan kasar yang sempat memicu polemik.
Permintaan maaf itu disampaikan melalui podcast bersama Denny Sumargo, dan Yai Mim menegaskan, ia memaafkan Sahara. Ia pun meminta agar video yang menampilkan perspektif Sahara di podcast Denny Sumargo tetap diunggah demi keseimbangan informasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta-fakta Permintaan Maaf Sahara ke YaiMim
1. Permintaan Maaf Melalui Podcast
Yai Mim mengaku tidak mengetahui isi podcast Sahara dengan Denny Sumargo. Namun, ia membenarkan, permintaan maaf dari Sahara dan suaminya disampaikan melalui podcast tersebut.
"Di dalam podcast tersebut saya tidak tahu isinya apa, tapi ada bagian di mana Ibu Sahara dan Bapak Sofwan minta maaf," dalam video yang diterima detikJatim, Sabtu (4/10/2025).
2. Sahara Telepon Yai Mim Minta Maaf
Sahara secara langsung menghubungi Yai Mim melalui sambungan telepon. Saat itu, Yai Mim berada di rumah dinas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
"Beliau, Sahara dan Sofwan menelpon saya, pada saat saya berada di rumah dinas Kang Dedi Mulyadi," jelas Yai Mim.
3. Ucapan Maaf Spesifik terkait Kekasaran Kata-kata Sahara
Melalui sambungan telepon, Sahara menyatakan permintaan maafnya. Yai Mim menyebut permintaan maaf itu terkait kata-kata kasar Sahara kepada dirinya.
"Kalimat minta maaf atas kekasaran atas perkataan yang kasar, saya pun memaafkan, akan tetapi Sahara tidak perlu merasa bersalah, karena saya melihat Sahara adalah sebuah kebenaran yang subyektif," ungkap Yai Mim.
4. Yai Mim Minta Video Podcast Tetap Diunggah
Yai Mim meminta Denny Sumargo untuk tetap menayangkan podcast yang semula dijadwalkan Rabu (1/10/2025) malam. Ia menekankan pentingnya menayangkan video agar perspektif Sahara tetap terdengar dan berimbang.
"Saya berpendapat hendaknya tetap, podcast tetap ditayangkan. Untuk apa? Perimbangan," pungkas Yai Mim.
(auh/irb)