Ketegangan sempat terjadi pada Jumat (3/10/2025) antara keluarga dengan petugas dalam proses evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Mereka ingin terlibat dalam proses pencarian korban agar lebih cepat ditemukan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pun menjelaskan bahwa proses evakuasi yang dilakukan harus penuh kehati-hatian. Pihaknya pun telah menyampaikan hal ini kepada pihak keluarga korban.
Menurutnya, ketidaksabaran keluarga wajar muncul sebab proses evakuasi hingga pengangkatan reruntuhan perlu waktu. Selain itu, proses identifikasi yang dilakukan Tim DVI juga perlu kecermatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Keluarga) melihat 'di lapangan itu kok kurang banyak. Kok kelihatannya nggak bekerja', dia minta masuk. Nah, ini sudah kami antisipasi, kami jelaskan," ujar Suharyanto, Sabtu (4/10/2025).
Petugas pun sempat mengumpulkan kembali pihak keluarga pada Jumat malam. Di sana, keluarga diberikan penjelasan mengenai proses identifikasi yang akan dilakukan Tim DVI usai jenazah korban berhasil dievakuasi.
Selain itu, BNPB juga memastikan bahwa hingga hari keenam evakuasi, tak ada hambatan dalam penggunaan peralatan, termasuk alat berat untuk membantu evakuasi.
Kini, BNPB mulai mengimbau keluarga korban untuk menunggu di RS Bhayangkara Polda Jatim untuk meredam keresahan. Di sana, petugas juga sudah menyiapkan posko dengan berbagai fasilitas yang lebih memadai dibanding posko darurat di Ponpes Al Khoziny.
"Sudah disiapkan tempat yang lebih representatif, logistik juga yang memadai, sehingga mungkin di tengah-tengah bencana mereka akan lebih tenang," ungkapnya.
BNPB berharap pihak keluarga korban maupun masyarakat bisa memberikan ruang dan kepercayaan terhadap para petugas yang terus melakukan proses evakuasi secara maksimal.
"Mohon dukungannya, jangan kami disibukkan dengan hal-hal di luar pencarian pertolongan ini yang prioritas, dengan tindakan-tindakan seperti tadi kurang percaya pada aparat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, ketegangan sempat terjadi antara orang tua, petugas, hingga pihak pondok pesantren dalam proses evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny. Keluarga memaksa untuk mengikuti proses evakuasi.
Para keluarga menganggap proses evakuasi tidak signifikan. Puluhan keluarga korban awalnya berkumpul di posko gabungan, mereka menyampaikan ingin terlibat untuk membantu proses evakuasi.
Mereka ingin proses evakuasi berjalan lebih cepat. Mereka pun sempat menyampaikan kepada petugas supaya dapat dilibatkan membantu. Tak lama, mereka bergeser ke area dekat Ponpes Al Khoziny.
"Kami bersama. Nggak ada kepentingan (hanya ingin membantu evakuasi)," ucap salah satu keluarga korban, Jumat (3/10/2025).
(auh/irb)