Pemkab Jember memberikan insentif tahap kedua kepada guru kitab dan guru ngaji di Kecamatan Ambulu. Insentif ini merupakan komitmen Bupati Jember Gus Fawait untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Jember, Nurul Hafid Yasin menegaskan bahwa penyaluran tahap kedua ini merupakan bagian dari upaya percepatan pencairan insentif agar manfaatnya segera dirasakan.
"Meskipun hari ini hari libur, kami tetap melaksanakan kegiatan penyaluran honorarium guru ngaji di empat kecamatan. Pagi tadi di Ambulu dan Tempurejo, siangnya dilanjutkan di Mumbulsari dan Jenggawah," jelas Hafid, Sabtu (4/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hafid menjelaskan tahap kedua ini mencakup 6.761 guru ngaji yang telah selesai verifikasi. Pihaknya menargetkan seluruh proses rampung paling lambat 16 Oktober 2025. Proses penyaluran dilakukan tanpa pungutan dalam bentuk apa pun.
Dalam kesempatan yang sama, Hafid juga menjelaskan bahwa program ini tidak hanya menyasar guru ngaji muslim, tetapi juga guru ngaji non-muslim dan para mudin. IA mengatakan pemerintah ingin memastikan bahwa perhatian dan penghargaan diberikan secara merata kepada seluruh pengajar agama, tanpa membeda-bedakan latar belakang.
Salah satu guru kitab bernama Ratno Eko Wiyanti menyebut dengan bantuan yang disalurkan ini, sangat membantu untuk guru kitab yang berada di Ambulu.
"Program bantuan sudah bagus dan efektif karena pelayanan cepat dan tidak berdesak-desakan, yang sangat membantu ibu-ibu rumah tangga yang waktunya padat mas," ujarnya.
Perempuan yang sejak 2003 mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan mengajar kitab GKT Ambulu ini menjelaskan bahwa dalam mengajar kitab di GKT Ambulu tersebut, tidak menerima gaji. Sehingga benar - benar mengabdi memberikan pelayanan mengajar kitab terhadap muridnya.
"Kami mengajar guru kitab ini, sebagai pelayanan, pengabdian dan tidak ada operasional atau pungutan dari proses administrasi. Kadi kami tidak digaji," ujarnya.
Rencana Gus Fawait dalam menyalurkan insentif secara langsung ke rumah juga direspons positif oleh para guru. Menurut Ratno, penyaluran tetap melalui desa karena lebih cepat prosesnya
"saya lebih memilih dikumpulkan seperti sekarang ini mas, karena lebih gampang untuk mengambil," tandasnya.
Selain di Ambulu, program Gus Fawait juga dirasakan oleh guru di Desa Jenggawah. Salah satu guru bernama Muhammad Samhaji menyebut Gus Fawait komitmen terhadap janjinya semasa kampanye.
"Alhamdulillah, prosesnya mudah. Mulai tahun 2003 saya sudah menjadi bagian dari kegiatan seperti ini. Sudah cukup lama, tapi saya tetap senang karena bisa terus membantu masyarakat," ujarnya
"Insentif dari Pemerintah Kabupaten ini sangat membantu kami. Bukan soal besar kecilnya jumlah, tapi perhatian ini membuat kami merasa dihargai. Dan yang penting, tidak ada potongan sama sekali. Kami terima penuh, seperti yang dijanjikan," sambungnya.
Baginya, insentif yang diterima bukan sekadar bantuan materi, melainkan bentuk pengakuan terhadap peran kecil yang sering kali luput dari sorotan.
"Guru ngaji dan mudin di desa itu kadang tidak terlihat, tapi setiap hari kami ada untuk masyarakat. Dari anak-anak belajar ngaji, hingga mengurus jenazah dan pernikahan, semuanya dijalani dengan niat ibadah. Jadi ketika ada perhatian seperti ini dari Pemkab, rasanya seperti ada tangan yang menepuk bahu kami, memberi semangat," tutur Samhaji.
Melalui program ini, Pemerintah Kabupaten Jember berharap semangat pengabdian para guru ngaji dan mudin terus tumbuh, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan mereka. Karena di balik setiap doa, setiap bacaan ngaji, dan setiap pelayanan yang mereka berikan, tersimpan fondasi moral bagi generasi Jember yang lebih berakhlak, berilmu, dan berkeadaban.
(prf/ega)