Dokter Jelaskan Alasan Medis Haikal Korban Ponpes Ambruk Harus Diamputasi

Dokter Jelaskan Alasan Medis Haikal Korban Ponpes Ambruk Harus Diamputasi

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 04 Okt 2025 15:15 WIB
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari RSUD Sidoarjo dr Larona Hydravianto.
Spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr Larona Hydravianto (Foto: Mira Rachmalia/detikJatim)
Sidoarjo -

Selamat dari maut di balik reruntuhan Ponpes Al Khoziny tak membuat penderitaan Haikal (13) usai. Santri itu harus kehilangan kaki kirinya yang diamputasi dokter demi keselamatan hidupnya.

Amputasi dilakukan di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo hingga Sabtu (4/10) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Tindakan ini diambil setelah tim dokter menilai kondisi Haikal sudah masuk fase darurat medis.

Spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr Larona Hydravianto menjelaskan, secara rinci alasan medis kenapa amputasi harus dilakukan terhadap Haikal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indikasi medis untuk kenapa dilakukan amputasi pada anak Haikal ini adalah yang pertama adalah dead limb ya. Kali kita sudah menyebutnya kaki kirinya atau tungkai bawah kirinya ini sudah sampai pada fase dead limb," ujar Larona, Sabtu (4/10/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, istilah deadline berarti kaki Haikal sudah dianggap mati karena tidak ada aliran darah ke tungkai bawah.

"Artinya, dalam tanah kutip, kakinya ini sudah mati. Ya, itu ditandai juga sudah tidak adanya flow atau aliran darah ke tungkai bawah. Terus kemudian sudah teraba dingin, kemudian kulitnya juga sudah muncul bola-bola atau gelembung-gelembung air di permukaan kulit," jelasnya.

Selain itu, kondisi jari-jari Haikal sudah membiru, keriput, dan tidak bisa digerakkan. Pemeriksaan USG Doppler juga memperkuat hasil tersebut.

"Itu adalah tanda-tanda dead limb. Kemudian juga diperkuat dengan pemeriksaan USG Doppler yang sudah dilakukan oleh dokter jantung bahwa memang sudah di daerah tungkai bawah sudah tidak ada flow, arteri maupun vena," ungkapnya.

Larona menegaskan, kondisi ini saja sudah merupakan indikasi amputasi. Namun ada hal lain yang lebih mengharuskan, yakni adanya sepsis atau infeksi sistemik.

"Sepsis ini ditandai dengan pasien ini demam. Terus kemudian, sudah mulai gelisah begitu. Lekositnya itu 21.000 dari pemeriksaan lab. Kemudian SGOT, SGBTnya itu sudah mencapai 1.200.000. Jadi sudah sangat tinggi," bebernya.

Ia menambahkan, tanpa amputasi segera, kondisi Haikal akan semakin memburuk dan mengancam nyawanya. "Ini yang membuat kita harus segera melakukan tindakan amputasi. Karena jangan sampai nanti adanya deadline ini membuat kondisi tubuh pasien secara sistemik akan semakin buruk. Oleh karena itu harus segera dilakukan," ucap Larona.

"Dan memang indikasinya ini kalau sudah kayak gini indikasi mutlak, tidak bisa ditawar lagi. Harus dilakukan amputasi. Amputasi," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo dr Atok Irawan menyampaikan pihak keluarga telah menyetujui tindakan amputasi demi keselamatan Haikal. Pasca operasi, kondisi Haikal dilaporkan membaik.

"Ini kalau enggak segera dilakukan amputasi mengancam jiwa. Kemudian juga kita berkejaran dengan infeksi yang semakin meluas. Ya, alhamdulillah (keluarga) akhirnya berkenan kemarin," ujar Atok.

Atok menjelaskan, amputasi dilakukan dengan batas di atas lutut. "Supaya tidak terjadi infeksi sistemik karena ada mulai ada gangguan faal ginjal, faal hati, kemudian juga leukosit, sel darah putih kalau orang infeksi kan tinggi sekali," katanya.

Ia menambahkan kondisi Haikal kini berangsur membaik usai tindakan amputasi.

"Ini sudah langsung baik kok. Hari ini sudah membaik kok," pungkas Atok.

Hingga kini, masih ada lima korban selamat dari tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, termasuk Haikal.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Cerita Ibu dari Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny: 'Rasanya Mustahil'"
[Gambas:Video 20detik]
(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads