Alasan Amputasi Nur Ahmad Harus Dilakukan di Lokasi Reruntuhan

Alasan Amputasi Nur Ahmad Harus Dilakukan di Lokasi Reruntuhan

Mira Rachmalia - detikJatim
Sabtu, 04 Okt 2025 14:13 WIB
Pekerja menggunakan alat berat saat membongkar puing bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Pembongkaran bangunan tersebut untuk memudahkan akses tim evakuasi ke korban yang diduga masih banyak yang belum terselamatkan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.
Pekerja menggunakan alat berat saat membongkar puing bangunan mushalla yang ambruk di Ponpes Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025).Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Sidoarjo -

Nur Ahmad, santri Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, harus menjalani amputasi darurat di lokasi setelah terjepit reruntuhan beton pada Senin (29/9/2025). Tindakan ini dilakukan setelah dokter melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi korban.

dr Larona Hydravianto, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD R T Notopuro Sidoarjo, menjadi tenaga medis pertama yang menjangkau lokasi Ahmad tertimbun reruntuhan. Ia menjelaskan alasan di balik prosedur amputasi darurat tersebut.

"Jadi, yang pertama, pertimbangan kami adalah tangan ini sudah dalam keadaan remuk, yang memang sudah tidak bisa dipertahankan," jelas dr Larona saat ditemui detikJatim di RSUD Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kondisi korban yang tidak bisa dievakuasi tanpa prosedur amputasi juga menjadi pertimbangan. Alasan terakhir adalah tidak diketahui kapan reruntuhan bisa terangkat dari tubuh Ahmad.

"Takutnya kami kehilangan momentum, pasien semakin lemas, syok, hilang kesadaran, dan semuanya akan terlambat, makanya yang kami lakukan adalah namanya live saving amputation," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, dalam prosedur kegawatdaruratan, prinsip yang digunakan adalah live saving is first, limb saving is second. Artinya, penyelamatan nyawa menjadi prioritas utama dibanding upaya mempertahankan anggota tubuh.

"Itu yang mendasari kenapa harus dilakukan (amputasi) karena kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi, pasien bisa jadi semakin buruk. Jadi prinsip kami waktu itu, bagaimana bisa melakukan as soon as possible, secepat mungkin pasien bisa ke luar," jelasnya.

Tindakan amputasi darurat di lokasi reruntuhan itu tidak dikerjakan dr Larona seorang diri. Ia dibantu dokter anestesi dr Farouq Abdurrahman dan PPDS Ortopedi dr Aaron Franklyn dari RSUD Sidoarjo.

Aaron yang melakukan amputasi langsung karena berada paling dekat dengan korban. Farouq berada di belakangnya, memberikan obat bius dan memantau kondisi Ahmad. Sementara Larona berada di belakang Farouq.

"Jadi kami kerjakan bersama-sama sampai bisa dilakukan dan itu lumayan susah juga memotongnya. Jadi kami perlu tarik sedikit, kemudian dipotong lagi, lalu kemudian ditarik kembali, baru dipotong lagi, saya juga membantu memindahkan posisi pasien agar potongan bisa berjalan dengan lancar," terang Larona.

Setelah proses amputasi berhasil dilakukan selama 20 menit, tubuhnya ditarik keluar dibantu Basarnas dan tim yang sudah menunggu di luar. Tim dokter kemudian melakukan stabilisasi terutama untuk mengecek saluran napas dan memberikan oksigen.

"Kami pasang lagi infusnya kami tambah dua. Lalu sambil kami merawat bekas luka dari amputasi tersebut," ungkapnya.

Setelah kondisi pasien distabilkan, lanjut Larona, Ahmad segera dibawa dengan ambulans ke RSUD Sidoarjo. Malam itu juga dilakukan operasi lanjutan untuk membersihkan luka, membuang jaringan yang mati, dan merapikan kulitnya.

Seperti diketahui, bangunan musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. Ratusan santri yang sedang menjalankan salat asar tertimbun runtuhan bangunan empat lantai tersebut.

Hingga hari keempat pascakejadian, total korban meninggal 14 orang, 104 selamat, dan puluhan lainnya masih belum ditemukan. Sabtu (4/10/2025), proses evakuasi menggunakan alat berat masih terus dilakukan untuk mencari keberadaan korban lain.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads