Upaya evakuasi korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan siang dan malam. Di tengah proses yang berat ini, muncul masalah baru, seperti bau menyengat dari reruntuhan yang mulai mengganggu petugas di lapangan.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo pun turun tangan. Mereka menciptakan formula cairan penetral bau berbahan organik, yang langsung disemprotkan ke area terdampak.
"Formula ini dibuat dari fermentasi buah-buahan, rempah, dan katalis organik. Ramah lingkungan dan bekerja dengan meredam bau melalui proses oksidasi material organik," jelas Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig, Jumat (3/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amig, cairan tersebut diracik hanya dalam waktu dua hari terakhir dan langsung diuji coba di lapangan. Hasilnya cukup efektif. Bau menyengat yang sempat mengganggu petugas kini mulai mereda.
"Petugas kami, Mamad, melaporkan bahwa dalam hitungan menit setelah disemprot, baunya langsung berkurang. Teman-teman di lapangan juga merasa lebih nyaman," ujar Amig.
Penyemprotan dilakukan mulai pagi hingga sore. Kali ini, petugas lebih leluasa bergerak karena area yang mulai bersih dari reruntuhan berat.
"Alhamdulillah, pagi ini penyemprotan jauh lebih maksimal dibanding kemarin. Bau menyengat berkurang signifikan," tambahnya.
Amig menegaskan, pembuatan cairan ini adalah bentuk panggilan kemanusiaan.
"Ini panggilan hati untuk saudara-saudara kita yang wafat syahid. Setidaknya bisa meringankan tim evakuasi dan keluarga korban yang masih menunggu di sekitar lokasi," tuturnya.
Dengan cairan penetral bau ini, diharapkan proses evakuasi dan pembersihan di lokasi musibah Ponpes Al Khoziny bisa berjalan lebih cepat dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat.
(auh/hil)