13 Santri Korban Ponpes Sidoarjo Masih Dirawat, 2 Jalani Amputasi

13 Santri Korban Ponpes Sidoarjo Masih Dirawat, 2 Jalani Amputasi

Suparno - detikJatim
Kamis, 02 Okt 2025 10:31 WIB
Menteri Sosial Gus Ipul didampingi Wagub Jatim Emil Dardak menjenguk korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.
Mensos Gus Ipul saat menjenguk korban ponpes di Sidoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Di balik pilu runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, semangat hidup para santri yang selamat bikin haru. Hingga kini, 13 santri masih dirawat intensif di RSUD Sidoarjo, dua di antaranya harus menjalani amputasi.

Direktur RSUD Sidoarjo dr Antok Irawan menyampaikan update terkini kondisi para santri korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga hari ini, tercatat 13 santri masih menjalani perawatan intensif, termasuk dua di antaranya yang harus menjalani amputasi.

"Yang kami rawat kemarin ada delapan, sore bertambah lima, jadi total ada 13 santri yang saat ini masih dirawat. Alhamdulillah kondisi mereka stabil, meski ada yang harus menjalani operasi besar," jelas dr Antok di RSUD Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu santri yang cukup menyita perhatian adalah Syailendra Haical atau Haikal, bocah 13 tahun yang mampu bertahan dua hari tertimbun reruntuhan itu kini kembali tegar dan sudah bisa bercerita meski tubuhnya lemah.

"Haikal ini luar biasa, sempat dievakuasi cukup lama tapi komunikasinya lancar, bahkan dia sempat ngobrol banyak dengan kami," kata Antok.

ADVERTISEMENT

Antok menjelaskan, selain Haikal, beberapa santri lain yang masih dirawat antara lain, Wahyudi (15), menjalani operasi dan kini kembali ke ruang rawat inap; Al Fatih, putra ustaz Abdul Hanan dari Bangkalan, dengan luka ringan, Taufan Saputra Dewa (17), mengalami lebam di kaki.

Lalu, ada Abdul Rozi (13), menjalani amputasi kaki hari ini, setelah sehari sebelumnya sudah diamputasi lengan kirinya.

"Untuk Abdul Rozi, tulangnya normal, tidak ada retakan. Tapi pembuluh darah terjepit, aliran nutrisi tidak bagus, dan sudah mengalami nekrosis (jaringan membusuk). Jadi tindakan amputasi memang harus dilakukan," ungkap Antok.

Menurutnya, meski mengalami luka serius, para santri menunjukkan mental yang kuat. Tim psikologi rumah sakit juga ikut mendampingi.

"Saya lihat mental anak-anak ini luar biasa. Mereka tetap semangat, bahkan Haikal sudah bisa makan dengan lahap. Ada juga yang terbiasa puasa sehingga makannya sederhana, hanya minta kue," ujar Antok.

Dari 13 santri, satu di antaranya masih berada di ruang ICU untuk observasi ketat. Sementara beberapa pasien yang kondisinya membaik rencananya bisa segera dipulangkan.

"Alhamdulillah, bahkan santri yang sudah diamputasi bisa makan dengan baik, sehari empat kali. Artinya pemulihan berjalan bagus," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads