Sayup-sayup suara santri yang merintih dan menangis terdengar dari balik reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, yang ambruk pada Senin (29/9). Suara lirih itu menjadi penanda masih adanya korban yang terjebak, sementara petugas gabungan terus berjibaku mengevakuasi mereka di tengah kondisi bangunan yang rapuh dan rawan runtuh susulan.
Proses evakuasi terhadap para santri korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo terus dilakukan oleh petugas gabungan. Beberapa momen evakuasi pun terekam kamera.
Dari rekaman kamera tim rescue Damkar Surabaya, yang diunggah di Instagram @damkar112suroboyo, terlihat bagaimana sulitnya petugas mengevakuasi para korban. Akses yang sempit karena reruntuhan menjadi kendala. Ditambah struktur bangunan yang rapuh dan dikhawatirkan dapat terjadi reruntuhan susulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas pun melakukan upaya evakuasi dengan manual, seperti dengan menggali lubang dan celah. Lewat celah tersebut, bantuan makanan dan minuman dapat disalurkan ke para survivor.
Dari sana pula, para petugas bisa menggapai santri-santri yang terjebak di segmen reruntuhan bangunan hingga mengevakuasinya.
Terdengar sayup-sayup suara para survivor yang merintih dan menangis. Para petugas pun berupaya menenangkan mereka sambil terus melakukan proses evakuasi.
"Kita selawatan bareng ya, sabar ya, kita usaha terus," ujar salah satu petugas rescue dalam video yang dilihat detikJatim, Rabu (1/10/2025).
"Mas, mencari jalan ini mas, sabar," ujar
Petugas lalu menarik survivor secara perlahan hingga berhasil keluar dari reruntuhan. Survivor lalu ditandu, sebab kebanyakan dari mereka telah lemas karena sudah berada di dalam runtuhan dalam waktu lama.
Salah satu survivor yang berhasil dievakuasi di tengah sulitnya proses tersebut adalah santri bernama Yusuf. Petugas berhasil mengevakuasinya pada pada Selasa (30/9) sekitar pukul 01.58 WIB.
Selain Yusuf, ada 11 korban yang berhasil terevakuasi dari reruntuhan bangunan. Tiga di antaranya meninggal dunia.
(irb/hil)