Puncak Festival Ndog-ndogan dalam perayaan Maulid Nabi akbar di Bumi Blambangan semakin semarak dengan kehadiran Ustadz Wijayanto di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi, Senin (29/9/2025) sore.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Wijayanto tidak hanya hadir sebagai pendakwah, tetapi juga turut serta dalam parade budaya ndog-ndogan dengan ikut berkeliling dalam kirab festival.
"Ini adalah salah satu cara masyarakat Banyuwangi dalam memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad. Berbagi telur atau ndog-ndogan," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sembari mengayuh sepeda dalam kirab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ndog-ndogan merupakan tradisi masyarakat Banyuwangi dalam memperingati Maulid Nabi. Telur rebus yang dihias ditancapkan pada jodang (pelepah pisang), lalu diarak keliling kampung.
Warga yang menyaksikan kirab mendapat telur rebus satu per satu. Pohon-pohon telur yang diarak pun dihias cantik oleh masyarakat secara sukarela.
Menurut Ipuk, tradisi ini bukan hanya budaya luhur yang sarat ajaran keagamaan, tetapi juga simbol gotong royong, empati, dan kerukunan.
"Semoga dengan Muludan ini, kita bisa meneladani Nabi Muhammad. Mengasah empati dan gotong royong sebagaimana yang diajarkan oleh beliau. Juga senantiasa menjaga kerukunan bersama," harap Ipuk.
Selain kirab ndog-ndogan, Muludan Bumi Blambangan juga dimeriahkan dengan lantunan Maulid Barzanji berlanggam khas masyarakat Osing, Banyuwangi, sehingga menambah keunikan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Acara semakin khidmat dengan kehadiran para ulama, di antaranya Ketua Umum MUI Banyuwangi KH Muhaimin Asymuni, KH Suyuthi Thoha, KH Achmad Wahyudi, KH Toha Muntoha, KH Mukhdlar Atim, Ustadz Andi Hidayat, serta mubalig nasional Ustadz Wijayanto.
Dalam tausiah lebih dari satu jam, Ustadz Wijayanto menyampaikan ceramah dengan gaya santai yang kerap diselingi humor, membuat jamaah antusias, terutama para perempuan yang memenuhi area masjid.
"Saya sudah berkeliling ke seluruh Indonesia, tapi baru kali ini, saya merasakan sesuatu yang berbeda. Berkeliling membagikan telur kepada masyarakat bersama ibu bupati. Masyarakat pun antusias menyambut pemimpinnya," ungkapnya.
Menurutnya, antusiasme itu merupakan pertanda baik bagi Banyuwangi.
"Jika rakyat dan pemimpinnya bersatu, saling menghormati dan memahami, maka ini adalah tanda-tanda dari sebuah daerah yang diberkahi oleh Allah SWT. Semoga Banyuwangi senantiasa diberkahi," pungkasnya.
(erm/hil)