Kesaksian Ngeri Santri Selamat Saat Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk

Kesaksian Ngeri Santri Selamat Saat Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 29 Sep 2025 22:56 WIB
Muhammad Rijalul Qoib (13), santri Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yang selamat dari ambruknya bangunan
Muhammad Rijalul Qoib (13), santri Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yang selamat dari ambruknya bangunan (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Sidoarjo -

Muhammad Rijalul Qoib (13) mengaku bersyukur karena selamat dari ambruknya bangunan 3 lantai Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Santri asal Sampang itu menuturkan detik-detik bangunan ambruk.

"Awalnya kan ada truk ngecor, mau ngecor yang paling atas. Nah, terus itu apa, nggak diisi setengah dulu, langsung full. Iya, pas langsung jatuh, gitu. Yang paling parah itu di (bagian) tengah," ujar Rijalul, Senin (29/9/2025).

Siswi kelas 7 MTS itu mengatakan bahwa hanya lantai pertama yang ditempati oleh para santri untuk salat asar saat ambruk. Ia menyebut saat itu ada ratusan santri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak, ratusan orang mungkin yang mau salat. Saat itu saya dengar ada suara batu yang jatuh. Terus tambah lama, tambah banter (kencang) suaranya," katanya.

Ketika peristiwa terjadi, Rijalul langsung berlari keluar. Nahas saat itu ia sempat tertimpa reruntuhan atap.

ADVERTISEMENT

"Itu, saya mau lari (dari musala) ke perwuduan (untuk menyelamatkan diri usai mendengar suara batu), belum sampai. Terus apa, atap itu kena muka saya," ungkapnya.

Ia berhasil selamat sebab menemukan celah-celah untuk keluar dari ruruntuhan. Saat itu, ada orang yang turut membantunya keluar dengan menunjuk arah.

"Mumpung masih selamat saya cari slempit-slempitan (celah). Terus ada, ada yang bilang, lewat sini, lewat sini. Ya udah Saya ke situ," tuturnya.

Sampai saat ini, dirinya masih syok. Orang tuanya bahkan juga belum menerima kabar terkait insiden yang terjadi. Ia juga belum bisa memastikan siapa saja teman-temannya yang masih terjebak dalam reruntuhan.

"Saya sendirian, ada teman saya yang sepertinya masih terjebak di dalam," pungkasnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib mengatakan bangunan yang ambruk memang sedang dalam tahap pengecoran.

"Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol. Ya, hanya itu. (Proses pembangunan) sudah lama, sudah 9 bulan. Kurang lebih 9 sampai 10 bulan," ujar Salam Mujib.

Bangunan itu sendiri terdiri dari tiga lantai, ditambah ada dek di bagian paing atas. Pengecoran yang dilakukan, disebut di bagian paling atas atau dek itu.

"Mungkin sudah selesai atau bagaimana enggak tahu. Soalnya ngencor mulai dari pagi. Saya kira ngecornya mungkin hanya 4 jam, 5 jam selesai. Mungkin jam 12 sudah selesai," katanya.

Hingga saat ini, proses evakuasi para korban masih terus dilakukan. Ada ratusan santri yang disebut berada di musala ketika terjadi insiden itu.

Sebelumnya, sebuah bangunan di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo ambruk. Akibatnya banyak yang tertimbun reruntuhan.

Ketua RT setempat, Munir mengatakan ambruknya bangunan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Sedangkan bangunan yang ambruk merupakan bangunan yan di dalamnya musala.

"Habis salat asar itu ada suara gemuruh ada getaran seperti gempa ternyata musala," kata Munir, Senin (29/9/2025).




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads