Satuan Tugas (Satgas) Makan Gergizi Gratis (MBG) Tulungagung menyebut terhentinya operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panen Resto akibat persoalan di internal dapur. Dampaknya pasokan MBG ke sejumlah sekolah penerima manfaat terhenti.
Sekretaris Satgas MBG Tulungagung, Agus Suswantoro, menyebut dua staf inti yakni ahli gizi dan akuntan disebut telah mengundurkan diri.
"Dapur Panen Resto itu terhenti setelah kami cek di lapangan, karena memang ada miskomunikasi di internal sehingga menyebabkan ahli gizi dan akuntannya mengundurkan diri," kata Agus, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam operasional dapur MBG, dua staf inti tersebut wajib ada, karena mereka yang bertugas melakukan pengelolaan gizi pada menu yang diolah agar aman dan seimbang serta pengelolaan keuangan.
"Untuk pelaksanaan MBG kan dua staf pionir ini kan harus ada, karena memang mempunyai tugas pokok yang penting. Dengan mundurnya dua orang itu pelaksanaan MBG-nya menjadi tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada. Sehingga dan permasalahan ini, sementara oleh BGN dihentikan sementara," ujarnya.
Ke depan dapur Panen Resto dimungkinkan bisa beroperasi kembali atas izin dari BGN, jika telah memiliki kembali ahli gizi dan akuntan. Terlebih dapur tersebut telah masuk data sebagai dapur eksis.
Sementara itu pihak SPPG Panen Resto membantah pernyataan Satgas MBG Tulungagung. Bahkan dari puluhan anggota tim yang ada tidak ada satu pun yang mengundurkan diri.
"Nggak benar itu, tim kami lengkap, ahli gizi dan akuntan masih ada dan siap jika izin operasional diberikan," kata Kepala SPPG Panen Resto Robby Hananto
Dijelaskan, dapur Panen Resto memiliki 50 anggota, 47 di antaranya merupakan relawan operasional, sedangkan 3 orang bertugas di bagian manajerial yakni kepala SPPG, akuntan dan ahli gizi.
Menurutnya saat ini pihaknya masif berupaya menyempurnakan dapur termasuk maupun sarana dan prasarana yang ada, sehingga sesuai dengan standar dari BGN.
"Ada beberapa evaluasi dari pihak BGN. Saat ini proses perbaikan," kata Robby.
Pihaknya optimistis SPPG Panen Resto akan beroperasi kembali melayani progam MBG pada 13 Oktober mendatang.
Sebelumnya, sejumlah sekolah di Kecamatan Tulungagung dan Kedungwaru tiba-tiba tidak mendapatkan pasokan MBG dari Panen Rasto setelah dua pekan beroperasi. Pihak sekolah tidak mengetahui mandeknya MBG tersebut, karena hanya mendapatkan pemberitahuan jika SPPG tidak bisa melayani sementara waktu.
Sementara itu Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo mengatakan untuk menunjang pelayanan program MBG dibutuhkan sekitar 80 SPPG di 19 kecamatan. Dari jumlah kebutuhan ideal itu saat ini baru memiliki 29 SPPG.
"Sekarang ada 29 yang sudah running, untuk mencapai 80 SPPG ya kami upayakan secepatnya," jelasnya.
Bupati mengaku ikut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan MBG di Tulungagung melalui Satgas MBG, harapannya agar pelayanan yang diberikan oleh masing-masing dapur sesuai standar yang telah ditetapkan.
"Kami ikut memonitor terus kondisi di lapangan agar dapur-dapur MBG yang ada di Tulungagung ini semua bekerja sesuai aturan dan kerjanya secara profesional. Tidak hanya mencari untung akan tetapi apa pekerjaannya benar-benar sesuai standar dari BGN," ujarnya.
(auh/abq)