Kepala Desa (Kades) Tempuran, Slamet akhirnya buka suara usai videonya joget bareng biduan di aula Kantor Kecamatan Sooko, Mojokerto. Slamet meminta maaf dan menyesal meski sudah terlambat karena videonya sudah tersebar viral.
Dia tuturkan bahwa video yang viral itu direkam usai rapat penutupan peringatan hari besar nasional (PHBN) HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang digelar di aula kantor Kecamatan Sooko pada Rabu (10/9) siang.
Berikut 4 fakta penjelasan kades Tempuran:
1. Waktu perekaman video joget dengan biduan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet menjelaskan, videonya yang viral direkam setelah rapat pembubaran panitia peringatan hari besar nasional (PHBN) HUT ke-80 Kemerdekaan RI di aula kantor Kecamatan Sooko pada Rabu (10/9) siang.
"Kegiatan joget tersebut berlangsung setelah acara seremonial resmi selesai. Tepatnya pada sesi ramah tamah, usai acara pembubaran panitia. Jadi, posisi saya joget pada saat itu bukan bagian dari rangkaian acara formal pemerintahan," jelasnya.
2. Kades Tempuran pengusaha sound system
Slamet menjadi panitia peringatan hari besar nasional (PHBN) HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Di sela kesibukannya sebagai Kades Tempuran, ia juga mengelola grup orkes melayu dan organ tunggal.
Oleh sebab itu, Slamet diminta para kades di wilayah Kecamatan Sooko untuk menyumbang organ tunggal sebagai hiburan usai pembubaran panitia. Ia menegaskan organ tunggal dan biduan tersebut tidak menggunakan anggaran pemerintah maupun panitia PHBN.
"Saya menghadirkan grup electone murni untuk membantu tanpa menggunakan anggaran desa ataupun kepanitiaan kecamatan. Jadi, memang murni tidak dibayar karena memang dari awal tidak ada anggaran untuk acara tersebut," terangnya.
3. Kades lain juga ikut joget
Organ tunggal dan biduan, lanjut Slamet, mulai tampil setelah pembubaran panitia PHBN Kecamatan Sooko berakhir. Pada sesi ramah tamah itu lah, Slamet dan sejumlah kades lainnya berjoget ria. Namun, hanya Slamet yang tersorot kamera sampai viral.
"Saya menyampaikan bahwa tidak ada niat untuk hura-hura atau foya-foya, murni itu luapan kegembiraan karena suksesnya rangkaian acara PHBN di Kecamatan Sooko," tegasnya.
4. Tak ada niat foya-foya
Meski begitu, Slamet meminta maaf kepada masyarakat dan Pemkab Mojokerto. Sebab videonya yang viral akhirnya dipersepsikan berbeda oleh warganet.
"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, juga kepada Pemkab Mojokerto karena sudah membuat gaduh. Saya menyampaikan bahwa tidak ada niat untuk hura-hura atau foya-foya," ujarnya.
"Dengan penuh kerendahan hati, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, baik warga Kecamatan Sooko maupun masyarakat Mojokerto pada umumnya," tandasnya.
Sebelumnya, aksi Kepala Desa (Kades) Tempuran, Slamet joget bareng biduan di Kantor Kecamatan Sooko, Mojokerto viral di media sosial. Momen tersebut terjadi ketika penutupan peringatan hari besar nasional (PHBN) HUT Kemerdekaan ke-80 RI akhir Agustus lalu.
Dalam video viral berdurasi 20 detik ini, nampak Kades Tempuran asyik berjoget bareng biduan. Slamet memakai kemeja lengan panjang motif kotak-kotak joget dengan luwesnya.
Persis di sebelahnya seorang biduan bergaun merah juga sedang berjoget. Sedangkan latar belakang mereka semacam kursi rapat di dalam Kantor Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Camat Sooko Masluchman menjelaskan, aksi joget Kades Tempuran ini terjadi pada momen penutupan PHBN HUT Kemerdekaan ke-80 RI akhir Agustus 2025. Lokasinya memang di Kantor Kecamatan Sooko.
"Itu (pria yang berjoget) Pak Kades Tempuran. Dia itu pengusaha sound system, juga pimpinan orkes melayu, dia ketua panitianya (PHBN)," jelasnya kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).
(ihc/abq)