Pembangunan rorak semakin gencar dilakukan sebagai bagian dari upaya konservasi air di dataran tinggi. Cara ini dinilai efektif mencegah erosi sekaligus mengurangi risiko longsor.
"Selain penanaman pohon untuk memperkuat tutupan vegetasi, mencegah erosi, dan meningkatkan daya serap air di kawasan hulu, pembangunan rorak dan sumur resapan melengkapi dalam upaya konservasi air," kata Sriyanto, Direktur Yayasan Elang Katulistiwa, Sabtu (27/9/2025), di Lumbang.
Sriyanto menjelaskan, rorak merupakan solusi teknis konservasi air dan tanah yang berfungsi meningkatkan infiltrasi sekaligus menjaga ketersediaan air tanah. Rorak juga membantu mengendalikan limpasan permukaan sehingga mampu mengurangi risiko longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penanaman pohon sekaligus pembuatan rorak ini akan kita lakukan dalam upaya konservasi air di kawasan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Bersama sejumlah pemangku kepentingan, kami akan menanam pohon sekaligus membangun rorak dan sumur resapan," jelasnya.
Pada tahap awal, program ini mencakup pembangunan 500 rorak, 5 sumur resapan, serta penanaman 2.000 pohon di lima desa, yakni Lumbang, Bulukandang, Pancur, Kronto, dan Wonorejo.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Menurut mereka, sinergi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan konservasi di wilayah dengan kondisi lahan kritis.
"Peran sektor swasta dan masyarakat cukup signifikan untuk menurunkan indeks tutupan lahan yang masuk kategori kritis di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Pasuruan," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekosistem (KSDHE) Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Basunando.
(ihc/ihc)