Anies Baswedan menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Rakyat (Gerak) se-Jawa Timur yang digelar di Lamongan Sport Center, Sabtu (27/9/2025). Acara tersebut dilanjutkan dengan dialog kebangsaan yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan simpatisan Gerak.
Dalam paparannya, Anies menekankan pentingnya semangat perubahan yang lahir dari berbagai daerah, termasuk Lamongan.
"Termasuk di Lamongan ini, bahwa kita masih punya stok pejuang yang cukup untuk kita bisa mendapatkan perubahan," kata Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengingatkan bahwa perbedaan pilihan politik di masa lalu tidak seharusnya menjadi pemisah. Menurutnya, pendekatan yang merangkul jauh lebih penting.
"Pada Pemilu yang lalu mungkin pilihannya berbeda-beda. Tapi sekarang harus mengajak. Kalau ada yang dulu berbeda pilihan lalu menyesal, ojok disokorne (jangan diejek). Itu menyakitkan," ujarnya disambut tawa hadirin.
Anies lalu memberi contoh sederhana tentang kesalahan.
"Kalau ada orang pakai jam salah, yang salah jamnya, bukan orangnya. Jadi jangan menyalahkan orang, apalagi menyakiti hatinya," tambahnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menegaskan agar pilihan politik tidak diperjualbelikan.
"Jangan jual belikan pilihan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," tegasnya.
![]() |
Lebih lanjut, Anies meminta Gerakan Rakyat untuk terus mengawal janji-janji pemerintah.
"Catat semua janji. Tidak perlu lagi dikritik, karena itu memang harus dilaksanakan. Bagian bapak ibu adalah minta janji itu ditunaikan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Anies turut membahas perjalanan bangsa. Menurutnya, meski Indonesia sudah berusia 80 tahun, perjalanan menuju masa depan masih panjang. Acara kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab bersama tokoh masyarakat dan mahasiswa.
"Jangan pesimis dengan masa depan Indonesia. Dari dulu banyak masalah, tapi orang-orang tua kita tidak pernah pergi meninggalkan Indonesia. Mereka menyelesaikan masalah yang ada," tutur Anies.
Ia bahkan menyinggung isu Gaza.
"Secara militer dimenangkan Israel, Gaza hancur lebur. Tapi peperangannya dimenangkan Palestina. Sebab dunia ramai-ramai mengakui Palestina sebagai negara," kata Anies
(ihc/ihc)