Dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami puluhan siswa SMA Negeri 2 Lamongan akhirnya terjawab. Hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan seluruh sampel makanan maupun muntahan siswa negatif dari zat berbahaya.
Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letkol Inf Deni Suryo Anggo Digdo, menegaskan bahwa hasil ini menjadi bukti kasus keracunan yang sempat ramai dibicarakan tidak berasal dari jatah MBG.
"Kami sudah membaca dan mencermati semua hasil uji lab. Tidak ada keterlibatan ataupun unsur positif dari makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Semua hasilnya negatif," kata Deni saat dikonfirmasi, Sabtu (27/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Deni, sampel yang diperiksa tidak hanya berasal dari makanan yang dikonsumsi siswa, tetapi juga muntahan korban yang sempat dirawat di rumah sakit. Seluruhnya diuji di laboratorium resmi milik Kemenkes di Surabaya.
Meski hasil laboratorium dinyatakan aman, Deni menegaskan pengawasan tetap diperketat.
"Kami akan menghimbau dan melaksanakan pengawasan lebih ketat lagi terhadap proses distribusi maupun pembuatan makanan. Ini sebagai langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang," tegasnya.
Kodim 0812 Lamongan juga telah menggelar sosialisasi kepada penyedia makanan dengan menghadirkan narasumber ahli. Para penyedia diberi pelatihan tentang teknik memasak hingga penyajian agar makanan tetap sehat, aman, dan tidak mudah basi.
"Sosialisasi sudah kami gelar. Para penyedia makanan mendapat arahan teknis bagaimana membuat makanan yang aman, sehat, dan tidak mudah basi. Ini bagian dari komitmen kami untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya pelajar," tambah Deni.
Sebelumnya, belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan sempat dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan. Bupati Lamongan juga menjenguk para siswa. Dengan adanya hasil uji laboratorium ini, pihak Kodim berharap masyarakat tetap tenang, sementara pengawasan keamanan makanan terus menjadi priorita
(ihc/ihc)