Ratusan warga Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, turun ke jalan memblokade simpang Jalan Lingkar Utara (JLU) Balun, Minggu (14/9) malam. Mereka protes karena di lokasi tersebut kerap terjadi kecelakaan.
Massa menuntut pemerintah setempat segera memasang traffic light di lokasi tersebut. Warga menilai, jalur yang ramai dilewati kendaraan berat dan warga sekitar itu sangat rawan kecelakaan dan sering memakan korban.
"Aksi ini kami lakukan dalam rangka menuntut agar membuatkan traffic light atau lampu merah di persimpangan JLU karena sering terjadi kecelakaan. Dari tadi kecelakaan satu, kemarin juga ada," kata Hasan, salah satu warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blokade jalan yang dilakukan warga sempat menimbulkan kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut. Polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan pengamanan sekaligus mengajak warga berunding. Petugas kepolisian juga berjaga di lokasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lamongan, Dianto Hari Wibowo usai menemui warga mengatakan, uji coba operasional Jalan Lingkar Utara (JLU) untuk sementara akan ditutup kembali lantaran belum siapnya Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) dan kerap menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BBPJN, bahwasanya operasional JLU kita tutup hingga terpasangnya APILL," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lamongan, Dianto.
Kendaraan yang melintas, kata Dianto, harus kembali ke Jalan Nasional selama penutupan Jalur Lintas Utara. Penutupan, lanjut Dianto, dilakukan hingga rambu lalu lintas lengkap terpasang di semua titik. Saat ini, terang Dianto, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak terkait agar Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) agar segera cepat terpasang.
"Semua kendaraan kembali ke jalur tengah atau di jalur poros nasional sampai traffic light terpasang," jelasnya.
Usai mendapat penjelasan dari instansi terkait, warga Desa Balun yang semula memblokade JLU akhirnya membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan polisi.
(dpe/abq)