- 6 Fakta Kasus Dua Bersaudara yang Disiksa Ayahnya Sendiri 1. Dua anak jadi korban kekerasan ayah sendiri 2. Tidak bersekolah selama setahun 3. Evakuasi dilakukan lintas instansi 4. Istri dan anak pertama kabur karena tak tahan 5. Pendidikan dan psikologis anak jadi prioritas 6. Ayah anak-anak juga alami masalah mental
Hidup dua bocah bersaudara di Kutisari Selatan, Surabaya, terkuak dalam kondisi yang jauh dari kata layak. A (4) dan B (7) bukan hanya kehilangan masa kecil karena harus merawat ayahnya yang lumpuh, tetapi juga menjadi korban kekerasan.
Kasus ini baru terungkap setelah Pemkot Surabaya turun tangan melakukan evakuasi.
Berikut sederet fakta:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Fakta Kasus Dua Bersaudara yang Disiksa Ayahnya Sendiri
Baca juga: Kisah Pilu Dua Saudara Korban KDRT Ayah |
1. Dua anak jadi korban kekerasan ayah sendiri
A dan B mengalami kekerasan dari BS, ayah mereka yang lumpuh.
Kepala Puskesmas Tenggilis, dr. Heni Agustina, mengungkapkan, "Saya tanya, 'Pak, sebenarnya matanya berdarah ini kenapa?'. Terus dia cerita, 'Iya Bu, saya terus-terang memang beberapa hari yang lalu itu saya emosi, saya marah, akhirnya saya lempar pakai rotan kena matanya dia'."
2. Tidak bersekolah selama setahun
Selama merawat BS, A dan B tak pernah bersekolah.
Camat Tenggilis, Wawan Windarto, mengatakan, "Target kita ini kan untuk menyelamatkan anaknya supaya bisa mendapatkan pengasuhan yang sebaik-baiknya termasuk juga hak sekolah."
3. Evakuasi dilakukan lintas instansi
Pemkot Surabaya bersama DP3APPKB, Dinsos, dan LKSA mengevakuasi A dan B. Dalam proses itu, BS juga dibawa ke RS Menur.
Wawan menegaskan, "Anak-anak ini sudah nanti insyaAllah diamankan di LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak)."
4. Istri dan anak pertama kabur karena tak tahan
Kekerasan BS bukan hal baru. Ketua RT 01, Sunoko, menyebut istri BS kabur sepekan setelah melahirkan A.
Sementara anak sulungnya, BE (16), kabur ke panti asuhan enam bulan lalu. "(Kaburnya BE) atas sepengetahuan warga, cuma kan kita itu kan ya menolong gimana supaya orang tuanya itu tidak mengetahui," ujarnya.
5. Pendidikan dan psikologis anak jadi prioritas
Kini, ketiga anak ditempatkan di panti asuhan.
Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati, menegaskan, "BE akan dibantu kejar paket, sementara A dan B akan disekolahkan sesuai usianya. Kita juga fokus pada pemulihan psikologis karena mereka pasti trauma."
6. Ayah anak-anak juga alami masalah mental
Selain anak-anak, kondisi BS juga jadi perhatian.
Ida menjelaskan, "Menurut konselor kami, secara mental harus diperbaiki juga bapak ini. Ya dia kan sekian lama tidak berinteraksi dengan orang, enggak punya penghasilan, terus harus mikir caranya bagaimana minta-minta ke orang.
(abq/ihc)











































