Haornas 9 September, Yuk Kenali Sederet Olahraga Tradisional dari Jatim

Haornas 9 September, Yuk Kenali Sederet Olahraga Tradisional dari Jatim

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Minggu, 07 Sep 2025 23:00 WIB
Logo Haornas 2025
Logo Haornas 2025/Foto: Dok. Kemenpora
Surabaya -

Pada tanggal 9 September, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas). Momen ini bukan hanya soal prestasi atlet di kancah dunia, tetapi juga ajang untuk mengingat akar budaya olahraga yang tumbuh di tengah masyarakat.

Di Jawa Timur, ada beberapa olahraga tradisional yang punya tempat istimewa. Dari gobak sodor, egrang, bakiak, dagongan, hingga tarik tambang, semuanya menjadi bagian dari keseharian masyarakat sejak dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Haornas

Haornas ditetapkan sejak tahun 1983, mengacu pada peristiwa bersejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo, 9-12 September 1948. Saat itu, Indonesia yang baru merdeka ingin menunjukkan kedaulatan di bidang olahraga, meski kondisi negara belum stabil. Sejak saat itu, tanggal 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional.

Peringatan Haornas menjadi pengingat bahwa olahraga bukan sekadar prestasi, tetapi juga alat pemersatu bangsa. Lewat olahraga, masyarakat bisa belajar disiplin, sportif, sekaligus menjaga kesehatan jasmani.

ADVERTISEMENT

Tema Haornas 2025

Pemerintah menetapkan tema "Sport for All, Sport for Future" pada Haornas 2025. Tema ini menekankan bahwa olahraga adalah hak semua orang, dari anak-anak, remaja, hingga lansia. Tak hanya soal prestasi, olahraga juga bagian dari gaya hidup sehat, pembangunan karakter, hingga warisan budaya.

Haornas 2025 mendorong agar olahraga tradisional juga dilestarikan. Sebab, olahraga tradisional adalah warisan leluhur yang sarat nilai kebersamaan, gotong royong, dan kearifan lokal.

Olahraga Tradisional dari Jawa Timur

Berikut beberapa olahraga tradisional yang populer di Jawa Timur dan sering dimainkan saat perayaan Haornas maupun festival rakyat:

Gobak Sodor

Pelajar Kulon Progo saat mengikuti festival permainan tradisional Gobak Sodor di Alun-alun Wates.Pelajar saat mengikuti festival permainan tradisional Gobak Sodor/Foto: Dok Disdikpora Kulon Progo

Gobak sodor adalah permainan tradisional yang sudah melegenda di Jawa, termasuk di Jawa Timur. Permainan ini dimainkan oleh dua regu, masing-masing berusaha menghadang lawan agar tidak bisa melewati garis pertahanan.

Permainan ini tidak membutuhkan alat khusus, cukup lahan lapang dan garis batas yang digambar di tanah. Gobak sodor melatih strategi, kecepatan, sekaligus kerja sama tim. Dulu, gobak sodor sering dimainkan anak-anak di kampung pada sore hari. Kini, permainan ini kerap ditampilkan dalam lomba Haornas untuk mengingatkan generasi muda pada permainan masa lalu.

Dilansir dari jurnal UPI Purwakarta berjudul Pengaruh Permainan Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Jasmani Anak yang ditulis oleh Acep Ruswan, cara bermain gobak sodor dapat dideskripsikan sebagai berikut:

  • Sebelum permainan dimulai tentukan kelompok penjaga dan penyerang.
  • Setiap penjaga menempati garisnya yang telah ditetapkan dengan kedua kakinya harus berada di atas garis.
  • Penyerang memasuki petak dengan berusaha melewati penjaga.
  • Pemain dinyatakan salah apabila kedua kakinya keluar dari garis samping lapangan dan mengganggu jalannya permainan.
  • Pergantian posisi dilakukan apabila seorang pemain penyerang tersentuh pihak penjaga, terjadi kesalahan dari pihak penyerang, dan apabila dalam dua menit tidak terjadi perubahan posisi.

Egrang

Anak-anak Kampung Egrang Jambangan sedang berlatih.Anak-anak Kampung Egrang Jambangan sedang berlatih. Foto: Aprilia Devi/detikJatim

Egrang adalah permainan menggunakan sepasang bambu panjang yang diberi pijakan di bagian tengah. Pemain harus menjaga keseimbangan sambil melangkah menggunakan bambu tersebut.

Di Jawa Timur, egrang dulu sering dimainkan anak-anak di pedesaan. Selain seru, permainan ini juga melatih keseimbangan, kekuatan kaki, serta mental keberanian. Kini, lomba egrang kerap digelar di acara 17 Agustus maupun Haornas, menjadi tontonan yang menarik sekaligus menantang.

Dalam berlatih egrang terdapat beberapa faktor yang harus ditingkatkan diantaranya adalah kemampuan teknik membawa egrang, kesempurnaan teknik menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam perlombaan disamping faktor fisik pendukung lainnya seperti kekuatan otot, keseimbangan, koordinasi ataupun power otot.

Bakiak

Disbudpora Provinsi Jabar menggelar lomba olahraga tradisional di Taman Lokasana, Ciamis, Sabtu (7/3/2020). Lomba yang diikuti perwakilan dari 7 Kota/Kabupaten itu berlangsung seru.Disbudpora Provinsi Jabar menggelar lomba olahraga tradisional di Taman Lokasana, Ciamis, Sabtu (7/3/2020). Lomba yang diikuti perwakilan dari 7 Kota/Kabupaten itu berlangsung seru. Foto: Dadang Hermansyah

Bakiak atau terompah panjang juga menjadi permainan khas yang populer di Jawa Timur. Permainan ini menggunakan papan kayu panjang yang dipasangi tali atau pengikat untuk kaki. Biasanya satu papan dipakai oleh tiga sampai lima orang.

Kerja sama adalah kunci utama dalam permainan bakiak. Jika tidak kompak, pemain bisa terjatuh atau sulit melangkah. Tak heran, bakiak sering dijadikan permainan lomba antar warga saat acara kemerdekaan atau festival olahraga tradisional.

Dagongan

Dagongan adalah permainan adu kekuatan menggunakan bambu panjang. Dua kelompok saling mendorong dengan bambu di tengah arena. Tim yang berhasil mendorong lawan hingga keluar garis adalah pemenangnya.

Permainan ini mirip tarik tambang, tetapi menggunakan dorongan bambu. Dagongan sangat populer di Jawa Timur, terutama di wilayah pedesaan. Selain seru, dagongan melatih kekuatan, kerja sama, serta strategi tim.

Tarik Tambang

Bupati Sumenep Achmad Fauzi turut serta dalam lomba tarik tambang untuk menyambut HUT ke-79 RI.Bupati Sumenep Achmad Fauzi turut serta dalam lomba tarik tambang untuk menyambut HUT ke-79 RI. Foto: Istimewa)

Tarik tambang mungkin menjadi permainan paling populer di antara olahraga tradisional lainnya. Dua tim saling tarik-menarik tali tambang besar dengan tujuan menarik lawan melewati garis batas.

Olahraga ini sederhana tapi membutuhkan tenaga besar dan kekompakan. Di Jawa Timur, tarik tambang hampir selalu hadir dalam lomba rakyat, baik saat 17 Agustus, Haornas, maupun festival desa.

Peringatan Haornas setiap 9 September seharusnya tidak hanya fokus pada olahraga prestasi. Olahraga tradisional yang lahir dari akar budaya bangsa juga perlu terus dilestarikan. Dengan menghidupkan kembali permainan seperti gobak sodor, egrang, bakiak, dagongan, dan tarik tambang, masyarakat tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga lebih mengenal dekat dengan budaya sendiri.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Pesantren Jadi Kunci Ekonomi Syariah"
[Gambas:Video 20detik]
(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads