Oei Hiem Hwie Wafat, Dunia Literasi Surabaya Kehilangan Sosok Penting

Oei Hiem Hwie Wafat, Dunia Literasi Surabaya Kehilangan Sosok Penting

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 04 Sep 2025 14:30 WIB
dok. Tangkapan layar Instagram Perpustakaan Medayu Agung
Foto: dok. Tangkapan layar Instagram Perpustakaan Medayu Agung
Surabaya -

Dunia literasi berduka usai kepergian Tokoh literasi Surabaya sekaligus pendiri perpustakaan Medayu Agung Oei Hiem Hwie. Sosoknya dikenang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Hal itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga Prof. Dr. Purnawan Basundoro.

"Menurut saya, beliau adalah sosok yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama karena inisatifnya mendirikan Perpustakaan Medayu Agung," ujar Purnawan, Kamis (4/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui di Perpustakaan Medayu Agung tersimpan ribuan koleksi buku hingga berbagai manuskrip. Ada banyak koran lawas seperti Suara Rakjat, Ampera, Pewarta Soerabaia, Api Pantjasila, Suluh Indonesia, Kedaulatan Rakyat, Manifesto, Djawa Pos, Surabaja Post, sampai Merdeka.

Selain itu berbagai manuskrip kuno pun bisa ditemukan di perpustakaan itu, contohnya koleksi Buku Soekarno. Berbagai koleksi itu sangat berguna bagi masyarakat, utamanya para peneliti.

ADVERTISEMENT

"Melalui perpustakaan tersebut banyak peneliti terbantu dengan bahan pustaka yang tersimpan di situ," tutur Purnawan.

Atas jasanya, Fakultas Ilmu Budaya Unair pernah memberikan penghargaan terhadap sosok Oei Hiem Hwie.

"Penghargaan itu diberikan oleh Departemen Ilmu Sejarah pada tahun 2022," pungkas Purnawan.

Diberitakan sebelumnya, pendiri perpustakaan Medayu Agung, Oei Hiem Hwie meninggal dunia dalam usia hampir 90 tahun karena usia yang kian menua.

Kabar duka itu disampaikan lewat akun Instagram resmi Perpustakaan Medayu Agung. Hwie diketahui meninggal dunia pada Rabu (3/9) kemarin sekitar pukul 09.30 WIB.

"Kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam atas jasa dan teladan beliau. Semoga semangat literasi yang beliau contohkan selalu hidup dan menjadi penerang bagi generasi berikutnya," tulis unggahan tersebut saat dilihat detikJatim, Kamis (4/9/2025).

Kabar duka tersebut pun turut dibenarkan oleh manajemen perpustakaan.

"Iya benar, Rabu (3/9) jam 09.30 karena usia tua. Karena sudah usia, sudah lemah, sudah mengurangi aktivitas di luar," jelasnya.

Jenazah Hwie rencananya akan disemayamkan pada Minggu (7/9) mendatang di Eka Praya, Wonokromo.

"Nanti Jumat jam 11.00 ibadah tutup peti, Sabtu jam 19.00 ada ibadah penghiburan, lalu Minggu jam 10.00 diperabukan di krematorium Eka Praya," bebernya.

Sebagai informasi, Om Hiem Hwie merupakan pendiri dari perpustakaan Medayu Agung yang berlokasi di Jalan Medayu Selatan Gang IV No.42, Rungkut. Perpustaan ini mengoleksi lebih dari 1900 buku hingga arsip kuno langka.

Perjalanan Hwie hingga kiprahnya di dunia literasi tidak bisa dipandang sebelah mata. Mantan jurnalis 'Terompet Masyarakat' itu pernah merasakan getirnya pengasingan di Pulau Buru di masa G30S/PKI 1965. Ia dikenal vokal lewat tulisan-tulisannya yang kala itu dianggap mengkritik pemerintah.

Di tanah pengasingan tersebut dirinya menjalin persahabatan dengan sastrawan besar, Pramoedya Ananta Toer. Hwie bahkan juga menyelamatkan naskah Bumi Manusia yang sempat dilarang beredar pada masa itu.

Naskah Bumi Manusia itu hingga saat ini masih tersimpan rapi di dalam rak kaca perpustakaan Medayu Agung. Lengkap pula dengan balok besi yang kala itu dipakai untuk menimpa naskah untuk menyamarkan keberadaannya dari penjaga.

Setelah mendekam di penjara sekitar 13 tahun, Hwie dibebaskan di tahun 1979. Ia lalu bertemu dengan Haji Masagung, seorang Tionghoa Muslim yang dikenal sebagai pendiri Toko Buku Gunung Agung serta Perpustakaan Yayasan Idayu.

Akhirnya dirinya dipercaya memegang CV Gunung Agung Jawa Timur hingga mendirikan perpustakaan sekitar tahun 2000-an.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads