Calon penumpang kapal tujuan Pulau Bawean terkatung-katung di sekitar Pelabuhan Gresik selama beberapa hari terakhir. Mereka tertahan akibat cuaca buruk yang memaksa otoritas pelabuhan menunda seluruh jadwal pelayaran.
Mayoritas penumpang berasal dari perantauan Malaysia yang hendak pulang kampung ke Bawean untuk mengikuti tradisi tahunan Maulid Nabi atau Muludan.
Rencana kepulangannya pun tertunda karena gelombang laut tinggi yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencapai antara 1,25 meter hingga 2,5 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dihimpun detikJatim, sejumlah penginapan di dekat pelabuhan penuh calon penumpang yang menunggu kepastian keberangkatan kapal cepat Express Bahari 3F dan 6F milik PT Pelayaran Sakti Inti Makmur.
Salah satunya adalah Ida Azlina (37), warga Malaysia keturunan Bawean asal Desa Sukalela. Ia bersama rombongan keluarga besar sebanyak 25 orang sudah menginap sejak Senin (1/9).
"Berangkat rencana Selasa, tapi karena ada info cuaca kurang baik akhirnya bertahan sampai hari ini. Sudah tiga hari menginap di sini. Anak-anak juga mulai bosan dan jenuh, semoga segera bisa pulang ke Bawean," ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Pengelola penginapan, Totok menyebut hampir seluruh kamar penuh sejak penundaan pelayaran diberlakukan.
"Banyak rombongan dari Malaysia dan warga yang ingin merayakan Maulid Nabi di Bawean. Kami berharap ada perhatian pemerintah untuk membantu para calon penumpang, setidaknya logistik atau solusi kapal," katanya.
Kepala Cabang Express Bahari Gresik, Reven Syah Putra mengatakan pihaknya sebenarnya sudah menambah jadwal keberangkatan di luar jadwal reguler pada 2-4 September.
Namun seluruh keberangkatan dibatalkan setelah keluar surat penundaan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik.
"Hingga saat ini ada sekitar 800 calon penumpang yang tertunda keberangkatannya. Begitu cuaca membaik dan izin berlayar keluar, dua kapal langsung siap melayani rute Gresik-Bawean," jelas Reven.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas II Gresik Capt Herbert EP Marpaung menegaskan penundaan berlaku hingga kondisi laut benar-benar aman.
"Penundaan ini menindaklanjuti surat dari BMKG Tanjung Perak terkait tinggi gelombang di perairan Jawa Timur. Keberangkatan baru dibuka setelah BMKG menyatakan cuaca normal dan aman," pungkasnya.
(dpe/abq)