Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dirayakan setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Tahun 2025, umat Islam di Indonesia akan memperingatinya pada bulan September.
Lantas, Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada tahun berapa Hijriah? Berikut informasi lengkap, tanggal Hijriah and Masehi, penetapan resmi, perbedaan pandangan, sejarah, makna, dan info liburannya.
Maulid Nabi 2025 Tahun Berapa Hijriah?
Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, yaitu kalender Islam yang dihitung berdasarkan peredaran bulan. Tahun 2025, peringatan Maulid Nabi bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, saat umat Islam merayakan Maulid Nabi pada 2025, kalender Islam sudah memasuki tahun 1447 Hijriah. Perbedaan kalender Hijriah dan Masehi membuat tanggal Maulid Nabi selalu bergeser sekitar 10-11 hari lebih awal setiap tahunnya.
Pada tahun 2024 Maulid Nabi jatuh di pertengahan bulan September tahun 1446 Hijriah. Pergeseran ini wajar karena kalender Hijriah hanya berjumlah sekitar 354-355 hari, lebih pendek daripada kalender Masehi yang berjumlah 365-366 hari.
Dengan kata lain, ketika umat Islam memperingati kelahiran Rasulullah SAW pada tahun 2025, yang berada di tahun baru Hijriah 1447. Momentum ini sekaligus menjadi pengingat bahwa waktu dalam kalender Islam berjalan lebih cepat.
Tanggal Maulid Nabi 2025
Berdasarkan Kalender Hijriah 1447 Hijriah dari Kementerian Agama RI, peringatan Maulid Nabi jatuh pada 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah, yang bertepatan dengan Jumat 5 September 2025 Masehi.
Sementara itu, Menurut Muhammadiyah (KHGT), dengan metode hisab global tunggal, 1 Rabiul Awal 1447 Hijriah ditetapkan pada Minggu 24 Agustus 2025, sehingga 12 Rabiul Awal jatuh pada Kamis 4 September 2025.
Di sisi lain, ada versi perhitungan internasional/astronomis, yang juga menunjukkan bahwa Maulid Nabi akan berlangsung mulai malam Kamis 4 September, hingga Jumat 5 September 2025.
Metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomis) bisa menghasilkan tanggal awal bulan berbeda, tergantung metode dan data lokasi. Kemenag dan NU cenderung mengacu pada pengamatan hilal lokal serta hisab nasional.
Sedangkan, Muhammadiyah (KHGT) menggunakan hisab global tunggal, berdasar perhitungan astronomis global. Jadi, tidak heran jika setiap tahun terjadi perbedaan penetapan kalender Hijriah. Perbedaan penetapan ini normal dalam khazanah Islam dan memperkaya dimensi kebersamaan, bukan memecah masyarakat
Pemerintah sendiri, melalui SKB 3 Menteri, menetapkan Jumat 5 September 2025 sebagai hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena jatuh berdekatan dengan akhir pekan, masyarakat Indonesia bisa menikmati long weekend selama tiga hari, yaitu Jumat (Maulid) hingga Minggu (akhir pekan).
Makna dan Sejarah Singkat Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Rasulullah yang jatuh setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar momentum seremonial, tetapi sarana menghidupkan teladan Rasulullah dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Secara makna, Maulid Nabi menjadi waktu untuk mengenang kelahiran, meneladani akhlak, dan meneguhkan iman. Umat Islam menggunakan momen ini untuk meningkatkan kecintaan terhadap Rasulullah melalui pengajian, doa bersama, sedekah, pembacaan salawat, dan kegiatan sosial.
Selain itu, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memperkuat ukhuwah Islamiyah dan kepedulian terhadap sesama, sehingga menjadi kesempatan spiritual yang bermakna bagi masyarakat luas.
Sejarah Maulid Nabi
Tradisi perayaan Maulid Nabi mulai berkembang beberapa abad setelah Rasulullah wafat. Pada abad ke-4 Hijriah di Mesir, perayaan ini mulai dikenal luas, khususnya di era Dinasti Fatimiyyun.
Bentuk awal perayaan pada masa itu berupa pembacaan syair pujian atau qasidah, doa bersama, dan majelis dzikir, sebagai wujud kecintaan umat Islam kepada Rasulullah SAW. Seiring waktu, tradisi perayaan Maulid menyebar ke berbagai wilayah dunia Islam, termasuk Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia.
Setiap komunitas menyesuaikan bentuk perayaan dengan budaya lokal masing-masing, namun tetap menekankan tujuan utama: mengenang kelahiran Nabi Muhammad dan meneladani akhlaknya. Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi diperkenalkan oleh Wali Songo, para penyebar Islam di Pulau Jawa.
Mereka memadukan dakwah Islam dengan tradisi lokal agar masyarakat lebih mudah memahami dan menerima ajaran Islam. Hingga saat ini, bentuk perayaan di Indonesia masih mencakup pengajian, pembacaan salawat, ceramah agama, serta kegiatan sosial, yang dijalankan rutin dan menjadi bagian penting dari tradisi.
Maulid Nabi 2025 menjadi momentum spiritual dan sosial bagi umat Islam. Selain mengenang kelahiran Rasulullah SAW, perayaan ini juga menjadi waktu untuk meneladani akhlak mulia, memperkuat ukhuwah, dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan jatuhnya Maulid Nabi di tahun 1447 Hijriah, umat Islam dapat mengingat perjalanan waktu Hijriah yang terus bergerak lebih cepat dibanding kalender Masehi, sekaligus menyadari pentingnya nilai-nilai moral dan spiritual yang ditinggalkan Rasulullah.
(auh/irb)