Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama menjadi legislator DPF yang paling disukai warga di Jawa Timur versi survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI). 71,7% warga menyukai kinerja Lia sebagai DPD.
"Dari hasil survei menunjukkan bahwa 72,4 persen responden mengenal sosok Lia dan hampir 71,7 persen menyatakan menyukainya. Angka ini menempatkan Ning Lia sebagai Anggota DPD yang punya kesukaan tertinggi di Jatim," kata Baihaki dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).
Baihaki menjelaskan tingkat pengenalan (awareness) masyarakat terhadap Ning Lia jauh lebih tinggi dibandingkan tiga anggota DPD RI asal Jawa Timur lainnya. Bahkan, popularitas Lia juga mengungguli Anggota DPR RI dan beberapa kepala daerah di Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perbandingan dalam survei ini menegaskan bahwa popularitas Lia bukan hanya tinggi di kalangan konstituen DPD RI, tetapi juga mampu melampaui figur legislatif DPR RI maupun kepala daerah Kabupaten Kota di Jawa Timur," jelasnya.
Baihaki mengatakan Lia sangat aktif turun ke masyarakat. Bahkan, Lia sangat aktif di sosial media menyampaikan berbagai kegiatannya selama menjabat sebagai Anggota DPD.
Selain itu, Baihaki menyebut Lia dikenal dekat dengan mahasiswa. Lia juga kerap mengisi forum-forum mahasiswa di berbagai wilayah. Bahkan pernah disebut sebagai sosok 'pantang tolak undangan'.
Saat dikonfirmasi, Lia mengaku memang selalu ingin dekat dengan mahasiswa. Apalagi dirinya merupakan aktivis sejak muda.
"Kalau dari internal tim, muncul istilah 'pantang tolak undangan', maksudnya saya berusaha memenuhi undangan dari masyarakat selama kegiatan sosial. Dan Alhamdulillah, khusus keterkaitan dengan mahasiswa, baik elemen organisasi maupun Perguruan Tinggi, saya berusaha selalu hadir. Tidak ada dalam benak saya elemen organisasi ini level prodi atau apalah, termasuk kampus dengan jumlah mahasiswa jumbo atau sebaliknya. Tidak ada beda, karena saya memang berpikir mahasiswa ini penting," jelasnya.
Lia yang meraih suara 2.739.123 pada Pemilu 2024 lalu menilai posisi anak muda dalam hal ini mahasiswa sangat penting dalam proses demokrasi dan keberlangsungan bangsa.
"Anak-anak muda harus melek politik dan jangan sampai pesimis bahkan antipati terhadap proses demokrasi. Kebetulan, saya seorang ibu, jadi saya selalu memiliki harapan besar bahwa anak-anak saya harus tumbuh di lingkungan sehat, pergaulan dengan solidaritas tinggi," tegasnya.
"Saya yakin, Ketika SDM usia gen Z di Indonesia memiliki modal sosial kuat, maka keberlangsungan bangsa pun terjaga baik. Tapi hal ini bisa terwujud jika para pemimpin, terutama politisi, menjadikan posisinya sebagai khairunnas anfauhum linnas, yaitu melakukan sharing knowledge demokrasi yang baik, yang sehat," tandasnya.
(dpe/abq)