Kadin Jatim Minta Elit Politik Lebih Jaga Ucapan ke Masyarakat

Kadin Jatim Minta Elit Politik Lebih Jaga Ucapan ke Masyarakat

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 01 Sep 2025 21:45 WIB
Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto (Foto: Dok. Kadin Jatim)
Surabaya -

Demo ricuh yang terjadi selama dua hari sejak tanggal 29 dan 30 Agustus memberikan dampak pada ekonomi di Jatim, khususnya Surabaya. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim pun meminta elit politik dan pemerintah untuk menjaga lisan kepada masyarakat.

"Imbauan pada elit politik ya harus menahan dirilah. Mari kita berpikir bangsa dan negara. Sama-sama berpikir untuk bangsa dan negara, kesatuan dan persatuan. Itu yang paling penting untuk elit-elit. Untuk semua lah, semua pihak," kata Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto saat dihubungi detikJatim, Senin (1/9/2025).

Sedangkan untuk pemerintah, Adik berharap pemerintah dapat hadir dan bisa menerima aspirasi masyarakat. Khususnya di dunia usaha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena masih ada di sana sini persoalan kemudahan-kemudahan berusaha ini yang enggak tuntas-tuntas. Ini yang paling penting," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Terpenting baginya, baik elit politik maupun pemerintah agar menjaga ucapannya kepada masyarakat. Sehingga tidak terjadi hal yang memicu amarah publik.

"Terus yang juga perlu saya sampaikan saling jaga lisan lah. Sehingga komunikasinya lebih bagus dengan semua masyarakat, baik itu masyarakat umum maupun pengusaha," tegasnya.

Sebelumnya, Adik mengatakan, demonstrasi sampai terjadi ricuh bisa mengganggu kegiatan usaha. Baik di sektor transportasi, sektor riil, dan sektor logistik yang terganggu.

"Kalau logistik ini kan bisa antar kota, antar provinsi, bisa ke luar negeri. Kalau antar kota itu tertunda atau memutar jalan supaya menghindari kerumunan. Kalau memutar jalan berarti ada tambahan biaya logistik. Belum lagi kalau mau ekspor, tentunya terkait di pelabuhan, kalau di pelabuhan untuk ekspor kan pasti juga tertunda waktunya," jelasnya.

Ketika demo ricuh di Jatim, dampak ekonomi yang paling terasa ialah di Surabaya karena jantung provinsi. Seperti logistik, transportasi, ritel, apalagi ritel sempat tutup semua.

"Ini juga berdampak perputaran ekonominya terganggu. Belum lagi kalau masalah investasi, investasi ini kan juga sensitif terkait situasi seperti demo-demo seperti ini. Padahal investasi itu sangat diperlukans upaya bisa membuka lapangan pekerjaan. Kalau ada lapangan pekerjaan jadi ada teman-teman yang bekerja. Kan gitu masalahnya," jelasnya.

Penurunan omzet juga terjadi di Jatim, khususnya Surabaya. Namun masih belum terdata berapa persen.

"Saya belum ngukur tapi pasti adalah penurunan omzet. Apalagi di Surabaya paling terasa, karena enggak ada yang berani buka," ujarnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads