Aksi anarkis yang dilakukan massa tak bertanggung jawab di komplek kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri ikut menyasar Museum Bagawanta Bhari serta menjarah salah satu benda peninggalan budaya.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) mengatakan akibat aksi malam itu kaca-kaca museum pecah. Salah satu benda peninggalan budaya yang hilang yakni fragmen Kepala Ganesha dan tiga koleksi wastra kain batik. Selain itu juga perusakan miniatur lumbung serta Arca Bodhisatwa.
Mas Dhito mengimbau kepada masyarakat apabila ada yang mengetahui keberadaan peninggalan budaya yang hilang tersebut untuk melapor. Khususnya, bagi oknum yang merasa mengambil dan menyimpan diharapkan untuk mau mengembalikan ke Pemkab Kediri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap sekali bisa kembali, karena peninggalan budaya memiliki nilai sejarah jadi sangat tidak pantas untuk menjadi sasaran," kata Mas Dhito, dalam keterangan tertulis, Minggu (31/8/2025).
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers yang didampingi Wakil Bupati Kediri (Wabup) Dewi Mariya Ulfa (Mbak Dewi), Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji serta Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama, Minggu (31/8).
Sementara itu, benda-benda peninggalan budaya yang ada di Museum Bagawanta Bhari pasca kejadian tersebut pada Minggu sore langsung diamankan oleh petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri.
Mas Dhito menegaskan pihaknya tidak membenarkan kejadian yang dilakukan massa Sabtu (30/8) malam. Selain museum, sebagian besar bangunan di komplek Kantor Pemkab Kediri hangus dibakar dan hanya menyisakan puing-puing.
Beberapa mobil yang terparkir di dalam juga tak luput dari sasaran. Kondisi itu pun menjadikan kantor pemerintahan lumpuh.
Gedung DPRD Kabupaten Kediri yang berada satu komplek juga ikut menjadi sasaran pembakaran. Begitu pula dengan Kantor Samsat di Jalan Soekarno-Hatta, Katang atau di depan komplek Kantor Pemkab Kediri.
Meski belasan kantor dan ruangan yang ada di Pemkab Kediri itu hangus dan dihadapkan pada keterbatasan baik tempat maupun sarana prasarana, Mas Dhito menekankan jalannya pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat akan tetap berjalan.
"Terutama dalam bidang pelayanan publik tetap berjalan," pungkasnya.
(akd/akd)