Halaman Gedung Negara Grahadi dipenuhi pasukan TNI. Sejumlah kendaraan baik milik TNI Angkatan Darat maupun TNI Angkatan Laut juga disiagakan untuk menjaga Grahadi pada Minggu (31/8) sore.
Pantuan detikJatim, terlihat ada 4 unit kendaraan taktis (Rantis) Anoa 6x6 Mortar. Kemudian ada belasan truk yang mengangkut anggota hingga kendaraan taktis yang diproduksi PT Pindad.
Saat ini kendaraan-kendaraan itu disiagakan untuk segera melakukan patroli keliling Surabaya. Patroli ini bertujuan untuk mengimbau masyarakat agar tenang dan tidak melakukan aksi kericuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anggota TNI yang enggan disebut namanya menyebut patroli ini untuk memastikan Kota Surabaya kondusif. Ada beberapa titik di Kota Surabaya yang akan dilakukan patroli oleh aparat TNI AD dan TNI AL.
Sebelumnya, Surabaya berubah mencekam pada Sabtu malam usai massa perusuh berpakaian 'hitam-hitam' datang ke Gedung Negara Grahadi melempar benda-benda yang mereka temukan dan menyalakan kembang api diarahkan ke Gedung Grahadi.
Situasi sempat mereda saat Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menemui mereka sekitar pukul 19.00 WIB. Dialog sempat terjadi dan mereka meminta Pangdam menyampaikan kepada polisi agar membebaskan pendemo yang masih diperiksa dan ditahan.
Pangdam berjanji akan menyampaikan aspirasi itu dan meminta mereka bubar. Tapi bukannya membubarkan diri, para perusuh itu ternyata tidak benar-benar pulang. Mereka masih berkerumun di sekitar Grahadi menunggu kehadiran massa yang lebih besar.
Aksi 'bikin rusuh' kembali terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka kembali melemparkan benda-benda dan menyalakan petasan diarahkan ke Gedung Negara Grahadi. Situasi ini membuat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menemui mereka.
Sekitar pukul 20.39 WIB Khofifah ditemani Pangdam V Brawijaya menemui massa di depan Grahadi. Situasi sempat tak kondusif dan ada yang melempar air ke arah Khofifah saat akan menyampaikan pernyataan.
"Saya harap semua dilakukan dengan baik, jangan anarkis, jangan terprovokasi," kata Khofifah.
Namun, di tengah situasi ketika Khofifah berupaya melakukan koordinasi dengan Kapolrestabes Surabaya terkait pendemo di Grahadi yang ditangkap sehari sebelumnya, para perusuh itu mulai bergejolak.
Saat itu sekitar pukul 21.27 WIB, para perusuh terpantau bakar-bakar di 5 titik sekitar Grahadi. Situasi tambah mencekam. Spanduk, lapisan gapura, juga water barrier pembatas jalan dibakar. Massa juga kembali menyalakan petasan dan diarahkan ke dalam Grahadi.
Situasi ini yang membuat Khofifah segera dievakuasi dari massa. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu dikawal ketat oleh petugas di bawah perlindungan tameng TNI dan Polri saat kembali memasuki Gedung Grahadi.
Tidak berselang lama, massa yang sudah tidak terkendali merangsek melalui gerbang barat Gedung Grahadi dan mulai melakukan pembakaran. Sebagian bangunan di sebelah barat gedung, termasuk ruangan Wakil Gubernur Jatim membara.
Ketika atap bangunan itu mulai terbakar, sebagian perusuh mulai masuk ke sejumlah ruangan, termasuk ke dalam ruangan yang biasa menjadi tempat berkumpul wartawan. Perusuh mulai menjarah barang-barang.
Terpantau sejumlah printer, kursi, komputer desktop, monitor dijarah dari dalam bangunan. Para perusuh itu bahkan membabi buta merusak apa saja yang mereka temui termasuk besi-besi di dalam bangunan tersebut.
(dpe/dpe)